PROLOG

20.8K 1.3K 66
                                    

-Selamat Tidur Jean|Prolog-

Rasa iri pada adik bungsunya membuat 'mereka' rela memperlakukan Jean bagaikan hewan. Setiap hinaan, bentakan, dan pukulan sudah menjadi makanan sehari-hari untuk Jean.

Dilahirkan ke dunia saja adalah suatu kesalahan. Dan Jean tidak tau bagaimana untuk memperbaiki kesalahan itu.

Jean lelah, apalagi ketika ada suatu penyakit yang siap membunuhnya kapan saja. Jean ingin menyerah dan membiarkan penyakit ini merenggut nyawanya. Tapi tidak... Sebelum Jean mendapatkan haknya sebagai seorang adik.

Dan inilah kisah Jean. Si Adik tiri yang ingin pengakuan dari sang Abang kembar...

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

"JEAN"

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Lego car wash

Di tempat pencucian mobil itu Jean bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Pagi berangkat sekolah, lalu di sore hari ia bergegas ke tempat kerja untuk mencuci mobil-mobil yang datang ke Lego car wash, dan malamnya ia berangkat ke sebuah rumah makan yang tidak jauh letaknya dari tempat pencucian mobil, bertugas untuk mencuci piring bekas makan orang.

Jean lelah.

Tentu saja.

Disaat anak-anak lain menikmati indahnya masa muda, bermain selepas pulang sekolah dan ikut berkumpul di pesta-pesta yang menyenangkan, Jean harus menelan rasa irinya dan harus ikhlas banting tulang bekerja di 2 tempat sekaligus. Namun, rasa lelahnya akan terbayar dengan pundi-pundi uang yang ia dapatkan untuk dirinya sendiri. Itu sudah cukup membuat Jean bersemangat dalam bekerja.

"Jean, mobil yang itu jangan lupa, ya? Hati-hati juga, jangan sampai lecet, soalnya mobil itu punya anggota DPR."

Itu suara Manager yang menyuruh Jean untuk mencuci salah satu mobil lagi. Mobil milik anggota DPR, katanya. Jadi, ia harus berhati-hati dalam mencuci mobil tersebut, jangan sampai lecet. Kalau tidak, gajinya akan dikurangin nanti.

Jean tersenyum setelah melihat ke mobil yang ditunjuk oleh Managernya. Laki-laki itu mengangguk semangat tanpa ada beban di wajah tampannya. "Baik, Pak."

Tanpa ada keluhan dan rasa beban, Jean melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak ia lakukan ketika usianya masih 16 tahun. Tapi, menurut Jean usia bukanlah patokan untuk seseorang melakukan pekerjaan, namun niat dari hati lah yang menjadi pokok utamanya. Jika niat dan hati sudah serasi, maka rasa lelah dari pekerjaan tersebut tidak akan terasa lagi.

Pinggang dan punggungnya memang sering sekali terasa sakit karena harus membungkuk untuk menjangkau body mobil yang lebih rendah dari tubuhnya, tapi jika ia tidak membungkuk, maka mobil yang ia cuci tidak akan bersih secara sempurna dan pelanggan akan complain. Jean tak mau dilaporkan ke Manager karena kinerjanya yang tak maksimal, bisa-bisa pemecatan dari tempat kerja yang Jean dapatkan.

Jean butuh kerjaan.

Jean butuh uang.

Maka Jean harus bisa mengalahkan rasa lelah dan sakit di sekujur tubuh yang kurus ini.

Tidak boleh mengeluh.

Tidak boleh menyerah.

Demi kelangsungan hidupnya yang masih panjang.

... atau mungkin tidak?

Siang telah berganti malam, itu artinya Jean juga harus berganti pekerjaan. Dari tukang cuci mobil, menjadi tukang cuci piring.

Jean: Selamat Tidur Jean (S1, end) & Pulanglah Jean (S2, on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang