-Selamat Tidur Jean|BAB 14-
Part ini masih aman kok😜
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
"SEKARAT"
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Pak Arif mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, mengikuti ambulans yang juga pergi dengan kecepatan penuh. Ayah Dean duduk gelisah di sebelah Pak Arif. Berulang kali Ayah dari tiga anak itu mengusap air mata yang terus menerus menetes keluar dan mengalir di pipinya.
"Saya gagal jadi Ayah," lirih Ayah Dean.
Pak Arif sesekali melirik ke samping. Ikut sedih melihat teman lamanya tersebut dalam keadaan terpuruk.
"Kalau saja Jihan tidak menelepon saya untuk datang ke sekolah, saya tidak akan tahu bagaimana kelakuan Joe dan Naren. Dan juga soal penyakit yang di derita Jean," kata Ayah Dean.
"Tidak ada gunanya kamu menyesal saat ini, Dean. Tidak akan mengubah apapun," ujar Pak Arif.
Di kursi belakang, Reinand sibuk menelepon nomor Dokter pribadi yang sering merawat Jean. Keadaan sangat genting dan kacau. Reinand bahkan tak segan-segan menumpahkan air matanya di depan banyak orang tadi.
"Halo, Dok. Bisa siapkan ruangan khusus untuk Jean? Sakit jantung Jean kambuh lagi."
"..."
"Baik, Dok. Kami akan segera sampai."
Jihan tidak ikut, ntah pergi kemana gadis itu saat Jean dimasukkan ke dalam ambulans. Tiba-tiba saja dia menghilang dan Reinand tidak ada waktu untuk mencari Jihan. Sementara Ahmad, Reinand tugaskan untuk mengurus kekacauan yang terjadi di sekolah mereka.
Di sisi lain, di dalam mobil ambulans, salah satu Dokter yang ditugaskan di sekolah mereka, memasangkan alat bantu pernapasan pada Jean, guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Napas Jean juga hanya tinggal satu-satu, mereka khawatir tidak bisa menyelamatkan Jean jika dibiarkan begitu saja. Infus juga sudah dipasang di pergelangan tangan remaja tersebut.
Jarak rumah sakit dan sekolah juga tidak terlalu jauh, membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai. Tapi tetap saja, satu detik sangat berharga untuk nyawa Jean.
Para Dokter dan perawat sudah menunggu di depan rumah sakit. Begitu ambulans yang membawa Jean berhenti di depan mereka, para perawat segera menurunkan brankar pasien yang ditempati Jean, lalu membawa laki-laki yang sudah dalam keadaan tidak sadar tersebut ke IGD.
Bunyi derap kaki yang cepat mengisi keheningan di koridor tersebut. Jean hanya bisa menatap sekeliling dengan mata yang terbuka sayu dan memburam. Tubuh kurus itu sudah sangat lemah, menarik nafas saja dadanya terasa sangat sakit. Alat bantu pernapasan yang terpasang di area mulutnya, berembun ketika Jean bernafas.
Begitu sampai di depan IGD, mereka tidak diperbolehkan masuk oleh perawat. Hanya Dokter dan beberapa perawat yang boleh masuk, sementara Reinand, Pak Arif, dan Ayah Dean menunggu diluar.
Ayah Dean mendudukkan tubuhnya ke kursi yang tersedia di dekat IGD, mengusap kasar wajah kusut tersebut. Hari ini terasa sangat berat, satu fakta baru muncul ke permukaan dan mampu menghancurkan hatinya sebagai seorang Ayah. Pak Arif mendekati Ayah dari Jean tersebut, sekaligus teman lamanya. Sudah sangat lama mereka tidak bertemu.
"Jean pasti bisa bertahan," kata Pak Arif.
Helaan nafas terdengar, Ayah Dean kembali mengusap wajahnya. "Saya harap juga begitu," lirih pria paruh baya tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/288891183-288-k729572.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jean: Selamat Tidur Jean (S1, end) & Pulanglah Jean (S2, on going)
Fiksi Penggemar🌱 Park Jisung and NCT Dream Season 1 tamat Season 2 on going • • SEASON 1 Rasa iri pada adik bungsunya membuat 'mereka' rela memperlakukan Jean bagaikan hewan. Setiap hinaan, bentakan, dan pukulan sudah menjadi makanan sehari-hari untuk Jean. Dilah...