BAB 8

6.5K 613 16
                                    

-Selamat Tidur Jean|BAB 8-

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

"AYAH"

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

"Jadi, Jean punya penyakit gagal jantung?"

"Iya, sejak umur 14 tahun."

Jihan tidak menyangka akan mengetahui satu fakta mengejutkan dari Jean. Tadi, ia memaksa Reinand untuk bercerita mengapa Jean masuk ke rumah sakit dan di sekelilingnya banyak alat penunjang hidup yang telah terlepas. Jihan tidak bodoh untuk mengerti alat-alat rumah sakit yang ada di sekitar Jean. Alat itu digunakan untuk orang yang memiliki penyakit parah, tidak ada sejarahnya orang yang sakit ringan diberikan alat-alat penunjang hidup sebanyak itu.

Reinand sebenarnya tidak ingin memberitahu gadis ini tentang kondisi Jean, tapi Jean tadi mengatakan tidak apa-apa, beritahu saja semuanya. Kecuali tentang hubungan keluarga.

Reinand pun tidak langsung bercerita, ia membiarkan Jean terlelap dalam tidurnya dahulu, tidak ingin membuat Jean merasa sedih karena penyakitnya. Dan saat Jean benar-benar sudah masuk ke alam mimpi, barulah Reinand menceritakan kondisi Jean pada Jihan yang saat ini duduk di sebelahnya.

"Jean pintar banget nutupin penyakitnya, kalau Jihan gak ngikutin Kak Rei dan datang kesini, Jihan gak bakal tahu," gumam Jihan sambil menatap sendu pada Jean yang terlelap di atas ranjang inap.

Reinand menghela nafas singkat, "Jean cuma belum siap aja kalau orang-orang tahu dia punya penyakit ini. Makanya dia gak cerita hal ini ke siapapun kecuali gue dan adek gue."

Jihan menoleh pada Reinand, "orang tuanya Jean gak tahu soal ini?"

Ini yang ditakutkan Reinand jika Jihan bertanya tentang keluarga Jean. Jihan tidak boleh terlalu banyak tahu tentang Jean, laki-laki itu sendiri yang melarangnya. Reinand jadi bimbang antara harus memberitahu Jihan tentang orang tua Jean yang sesungguhnya atau tetap diam dan membohongi gadis itu.

"Soalnya Jihan gak tahu siapa orang tua Jean. Semester kemarin yang ngambil rapor Jean supirnya, bukan salah satu orang tuanya," lanjut Jihan.

Hanya senyuman miris yang bisa diberikan oleh Reinand untuk menanggapi ucapan Jihan. "Orang tua Jean sibuk kerja. Jean cuma dijaga sama ART nya."

Jihan manggut-manggut mengerti. Pertengkaran mereka diluar tadi tidak ada artinya saat ini. Mereka larut dalam rasa sedih karena Jean.

"Jadi, Jean gak bisa sembuh, Kak?" tanya Jihan.

Reinand menyandarkan punggungnya ke sofa, menatap gamang pada langit-langit kamar. "Gagal jantung itu penyakit seumur hidup, gak bisa sembuh total. Sehingga pengobatan yang dilakukan hanya untuk mencegah kondisi penyakit memburuk serta mengontrol gejala selama mungkin."

"Satu-satunya agar Jean bisa sembuh adalah operasi penggantian jantung. Tapi, sampai sekarang belum ada pendonor yang cocok untuk Jean. Rumah sakit juga udah mencari pendonornya sampai luar kota."

"Dan kalau Jean gak operasi jantung gimana? Ada kemungkinan buruk?"

Reinand menoleh ke arah Jihan, menatap lama pada mata gadis itu. Ada binar keraguan di matanya.

"Kenapa, Kak? Jean bakal baik-baik aja, kan?" Jihan mulai dirundung rasa khawatir ketika Reinand tak kunjung menjawab.

"2 bulan," gumam Reinand, "Jean cuma bisa bertahan 2 bulan. Setelah itu, Dokter gak bisa menjamin Jean bisa selamat."

Jean: Selamat Tidur Jean (S1, end) & Pulanglah Jean (S2, on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang