BAB 9

6.9K 558 48
                                    

-Selamat Tidur Jean|BAB 9-

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

"BUNDA DARA"

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Senin pagi Jean pergi sekolah diantar sang Ayah menggunakan mobil. Ya, katanya ingin menghabiskan waktu selama 2 minggu ini dengan Jean, sebelum akhirnya harus berangkat keluar kota untuk menangani kasus klien.

Sebelumnya Jean sudah mengabari Reinand untuk tidak menjemput dirinya lagi, karena sudah ada sang Ayah yang mengantarkan Jean.

Mobil yang dikendarai oleh sang Ayah memasuki pekarangan sekolah yang luas, berhenti di tempat yang kosong agar Jean bisa turun dari mobil.

"Sekolah yang benar, ya. Jangan mencari masalah," pesan Ayah Dean.

"Emang selama ini Jean sekolahnya gak benar?" canda Jean.

Ayah Dean terkekeh, "siapa tahu kan kamu khilaf."

"Ayah, Ayah. Ada-ada aja."

Tanpa mereka sadari, ada sebuah mobil yang berhenti sebelah mereka. Itu Jihan dan Papanya.

Jihan mengetuk kaca jendela di sebelah Jean. Karena kaca mobil Jean itu sedikit transparan, jadi Jihan bisa melihat Jean yang ada di dalam mobil.

Ayah Dean sedikit menundukkan kepala untuk melihat siapa yang mengetuk kaca jendela mobilnya. Kemudian keningnya berkerut saat mengingat sesuatu.

"Pacar kamu?" tanya Ayah Dean.

Jean gelagapan, ia menggelengkan kepalanya secara cepat. "Bukan, teman sekelas."

"Kirain pacar. Soalnya Ayah tahu siapa dia."

"Ayah tahu?"

"Iya. Jihan, kan? Dia anaknya teman Papa semasa SMA."

Jean bergumam oh. Lalu, ia keluar dari mobil, tidak ingin membuat Jihan menunggu dirinya terlalu lama.

Ayah Dean juga ikut keluar, ingin menyapa anak dari temannya itu.

"Loh? Om Dean?" ucap Jihan tak percaya.

Jean jadi bingung sendiri, dari mana Ayah dan Jihan bisa saling kenal? Mereka kelihatan akrab.

"Hai, Jihan. Apa kabar?"

"Baik, Om. Om gimana?" balas Jihan sambil menyalim tangan Ayah Dean.

"Alhamdulillah, baik."

"Tapi... Om Dean dan Jean?" Jihan juga bingung. Ia menatap Jean dan Ayah Dean secara bergantian.

Kenapa bisa Ayah Dean dan Jean satu mobil?

"Jean anaknya Om," ucap Ayah Dean jujur.

Mulut Jihan menganga, matanya menatap ke arah Jean yang menyengir gugup. Pasalnya, Jean tidak pernah menceritakan tentang keluarganya para Jihan. Jihan juga tidak pernah bertanya lebih jauh.

"Kok Jihan baru tahu?" gumam Jihan masih tak percaya.

"Sengaja disembunyikan karena ada sesuatu hal," jawab Ayah Dean singkat.

Jihan hanya manggut-manggut saja.

"Dean?!"

Ada satu suara lagi, itu suara Papa Jihan yang ternyata masih belum pergi dari sana. Tadinya Papa Jihan ragu untuk menyapa Ayah Dean, karena ia kira salah orang. Tapi setelah dilihat secara seksama, ternyata orang itu benar Ayah Dean.

Jean: Selamat Tidur Jean (S1, end) & Pulanglah Jean (S2, on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang