ENDING

13.3K 840 160
                                    

-Selamat Tidur Jean|ENDING-

Double up ya, teman.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

"IKHLAS"

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Pentas seni tahunan akhirnya tiba dan digelar besar-besaran oleh sekolah serta panitia penyelenggara. Reinand, sebagai ketua OSIS yang memimpin dan mengkoordinasi kegiatan tersebut sedari tadi tidak bisa berhenti gelisah. Pasalnya, ada Jean yang ditinggal sendirian di rumah sakit.

Beberapa saat yang lalu, Reinand telah memberikan kata sambutan untuk para tamu undangan, yang terdiri atas murid kelas 12 dan orang tua murid itu sendiri. Selebihnya adalah orang-orang penting di sekolah mereka, seperti kepala sekolah dan perangkatnya, serta guru-guru yang terhormat.

Jas mahal terpasang apik di tubuh tinggi semampai itu, memberikan kesan tampan di wajah yang ada beberapa bekas lebam akibat perkelahian di rooftop dan pukulan dari Naren beberapa hari yang lalu.

Acara diisi dengan berbagai penampilan dari murid khusus kelas 12 dan beberapa murid kelas 10 serta 11. Berbagai tarian daerah dan pertunjukan seni lainnya ditampilkan untuk memanjakan mata para tamu undangan yang hadir.

Acara digelar sampai pukul 12 siang, setelah itu diisi oleh acara makan siang bersama oleh para guru dan perangkat sekolah lainnya. Namun, bagi Reinand, menunggu sampai pukul 12 siang sangatlah lama. Ia tidak bisa meninggalkan Jean sendirian di rumah sakit tanpa ada yang menjaga satupun, tapi ia juga tidak bisa meninggalkan posisinya sebagai pemimpin acara penting ini.

Ayah Dean juga turut hadir di acara ini sebagai orang tua Joe dan Naren. Tentu saja Ayah Dean cemas jika meninggalkan putra bungsunya, namun ia juga tidak boleh terlalu memusatkan perhatiannya pada satu anak saja sementara ada 2 anak lainnya yang butuh perhatian dari sang Ayah.

Reinand menghampiri Ayah Dean yang duduk di kursi penonton, ingin menanyakan perihal Jean.

"Om, Jean bagaimana?" tanya Reinand sembari berjongkok di sebelah Ayah Dean.

"Tadi Dokter bilang tidak apa-apa, kondisi Jean membaik walaupun masih belum bisa bergerak banyak. Ada beberapa perawat yang menjaga dan memantau kondisi Jean secara langsung," jawab Ayah Dean berbisik.

"Rei gelisah, Om. Takut terjadi apa-apa nanti, sementara gak ada yang jagain Jean disana."

"Tidak usah khawatir, Jean pasti baik-baik saja. Kamu fokus saja pada acara hari ini. Ada orang tua kamu yang bangga melihat kamu."

Reinand mengangguk kecil, "baik, Om. Rei permisi dulu."

Ya, siapa yang tidak bangga melihat anaknya menjadi pemimpin sebuah acara besar? Apalagi menjadi orang khusus yang membuka dan memberikan kata sambutan di awal acara adalah suatu hal yang sangat membanggakan.

Tidak semua orang bisa menjadi pemimpin dan menjadi pusat perhatian orang.

Tapi karena Reinand adalah calon penerus perusahaan sang Papa, maka dari itu Reinand harus terbiasa menjadi pemimpin sejak dini. Ya meskipun pada awalnya ia tidak terbiasa dan mengalami banyak kesulitan, tapi karena terbiasa lah yang membuat dirinya bisa berada di posisi sekarang.

"Maafin kita, Pa. Kita udah terlalu banyak salah."

Naren meminta maaf pada sang Ayah, mengakui semua kesalahan yang selama ini mereka lakukan.

"Joe juga turut andil dalam masalah ini, Pa. Joe ngerasa bersalah," kata Joe.

Jean: Selamat Tidur Jean (S1, end) & Pulanglah Jean (S2, on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang