23

93 13 1
                                    

"Permainan dimulai sayang" Gumam prilly tersenyum tipis

"Prilly gue lewat pagar dan ingat mereka memantau kita lewat CCTV dan itu bonus buat kita... Kita tak perlu capek capek mencari mereka ku pastikan mereka menemui kita dalam satu wajah". Ucap mila langsung bergerak menuju pagar belakang.

"Wuhh" Rara meniup ujung pistolnya setelah mendapati gembok yg dipakai untuk mengunci pagar dari dalam menjadi serbuk.

"Ayo" Ucap prilly

"Ok pistol kali ini aku akan bermain denganmu dan membiarkan anak panahku istirahat sejenak" Ucap rara memasukkan peluru ke dalam pistolnya

"Nona sebaiknya kalian langsung masuk biarkan kami yang mengurus para tikus menjijikkan ini" Ucap salah satu bawahan prilly dan langsung dianggukin oleh prilly.

Lirikan mata dari prilly dan rara sangatlah mematikan. Satu ruangan yang menjadi incaran prilly dan rara. Ruangan itu tertutup jalan keluar satu satunya adalah pintu. Sebab didalam markas mereka ada 2 pasukan prilly yang menyamar untuk melancarkan aksinya. Jadinya prilly tau kemanapun mereka kabur dan tata letak ssetiap markas mereka.

"Bunda pintu itu akan kita dobrak? " Tanya rara

"Iya ayo... Mereka masih didalam" Ucap Prilly

Dalam hitungan ke-3 pintu itu telah terbuka memperlihatkan 3 orang berwajah sama mirip dengan ibunya ali neneknya ridwan dan Rara dan 2 orang lelaki.

"Nenek" Gumam rara  "ternyata benar apa yang bunda bilang dulu" Batin rara

"Angkat tangan" Teriak prilly menodongkan pistolnya dan mencoba mendekat

"Hahha kau fikir aku takut dengan todongan pistol itu Ha?? " Ucap salah seorang darinya

"Dasar wanita tua tak punya hati" Desis rara

"Heh kau bocah... Buat apa kau mengikuti detektif abal abal ini... Mendingan kau mengikuti aku... Membantuku untuk membunuh ayah, bunda dan kembaranmu itu" Ucap salah seorang darinya yang semenjak tadi duduk

Deg..

Sakit rasanya mendengar orang yang selama ini dipercaya akan menjaganya justru adalah musuh dalam selimut yang perlahan namun pasti akan membunuh keluarganya secara perlahan.

"Cih... Aku tak akan membiarkan siapapun menyentuh keluargaku dengan tangan najis sepertimu itu" Ucap rara

"Wah kurang ajar kau" Ucap wanita tua itu

"Kau detektif abal abal kau mau menangkapku??? Tangkap saja jika kau menginginkan rekan bocahmu ini mati ditangan kami sebelum keluarganya yang lain meregang nyawa" Ucap wanita berwajah sudah cukup tua langsung membekap mulut rara dan menodongkan pisau dileher rara

Prilly tersentak melihat rara yang menjadi taruhan mereka.

"Lepaskan dia" Ucap prilly tajam

"Tak kan ku biarkan" Ucapnya menggoreskan pisau yang tajam itu dileher rara

Darah segar mengalir sempurna.. Prilly tau itu baru kulitnya yang digores tapi rasa sakit itu bisa prilly bayangkan.

Air mata prilly mengalir sempurna. Sedangkan rara??? Rara tersenyum miring melihat bodohnya orang yang melukainya saat ini.

"Oh tidak.. Bukan hanya pisau itu yang ditodongkan kerara. Pistol dari rekannya yang bertopeng itu menodong tepat di bagian perut rara dari belakang.. Kurang ajar" Batin prilly

"Lepaskan dia" Teriak prilly

"Lepaskan saja pelurumu,maka kau sendiri yang akan membunuh rekan bocahmu ini" Ucapnya

GADIS BALI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang