Bulan berganti, pernikahan yang di rencanakan oleh irwan semakin di depan mata sedangkan rara saaat ini tengah disibukkan oleh skripsinya namun tak jarang rara datang ke kantor irwan hanya untuk mengantar makan siang atau sekedar menggoda irwan. Tidak rara bukan gadis penggoda seperti mereka yang bekerja di bar atau beberapa karyawan di kantor irwan ini.
Rara hanya senang saat melihat wajah dan telinga irwan memerah seperti menahan sesuatu saat rara mulai menciumi wajah irwan tanpa ampun saat lelaki itu focus pada kerjaannya. Bahkan bukan hanya sekali dua kali rara melakukan itu seperti sekarang contohnya
"ara udah ih" kesal irwan saat rara meniupi telinga dan leher irwan bukan meniup lebih tepatnya memberikan hembusan nafasnya di leher irwan
"gak mau ih" ucap rara semakin gencar menggoda irwan
"ara..kakak udah tahan tahan ini loh takut kelepasan" ucap irwan mengalihkan atensi tangannya dari keyboard laptop ke pinggang rara yang ada di pangkuannya sembari mengeratkan pelukannya pada rara memutar kursi kebanggannya menghadap kota paris dengan pemandangan menara Eiffel di sana .
Dengan santai rara masih gencar melancarkan aksinya mengirup kesan maskulin daari tubuh irwan, rara tidak munafik irwan memang semenggoda itu. Siapapun wanita yang melihat irwan pasti akan tergoda. Dan rara bukan gadis polos seperti yang kalian kira, rara adalah definisi polos-polos bangsat yang sesungguhnya
"araaa" ucap irwan kemballi memperingati gadis nakalnya itu
"ck baperan amat sih yang bawah akunya niup di atas kok yang bawah yang merinding" ucap rara kesal
"heh omongannya siapa yang ngajarin??" Tanya irwan sedikit menyentil bibir ranum rara
"ridwan jelek" ucap rara
"gak boleh ngelakuin ini sama cowok lain gak boleh bilang gini ke cowok lain ya" ucap irwan lembut
"hek'em ara juga tau kali..lagian kenapa sih cowok tuh sensitive banget!" ucap rara seakan meminta penjelasan
Mendengar pernyataan rara, irwan sontak berdehem mengalihkan desiran hebat ditubuhnya, meminta sang desiran agar hilang dari fikirannya namun sial bibir indah rara menguasi nafsunya dengan perlahan irwan menarik dan menahan tengkuk rara dengan tangan kirinya, menempelkan bibirnya di bibir rara memberikan lumatan lembut tapi menuntut, meloloskan benda tak bertulang itu untuk bertemu dengan benda seagensinya. Mengeluarkan suara decapan yang menggema di ruangan kedap suara berlatar kota paris.
5 menit berlalu, irwan melepaskan tautan bibirnya menghapus bekas ludah dipinggir bibir rara dengan ibu jarinya
"Jangan di lakuin sama cowok lain" ucap irwan masih dengan ibu jarinya bertengger di bibir rara
"kalo aku mau gimana??" Tanya rara
"kalo kamu mau lagi tinggal minta sama aku nanti aku kasih lebih aku remes juga" ucap irwan dengan smirk nya
"mesum ihh" ucap rara menjauhkan mukanya
"mesum gini kamu juga yang bakal enak nanti, karena sudah menjadi istri sang professional" ucap irwan dengan muka songongnya
"kalo rara mau ngelakuinnya sama cowok lain maksud ara tadi bukan mau kissing lagi" ucap rara kesal
Rara terkesiap dengan gerakan kilat irwan meraup dan melumat bibinya dengan nafsu tak membiarkan rara mengambil nafas walau hanya sekali, katakanah egois tapi irwan tak mau miliknya terbagi.
Lumatan irwan masih setia menjelajah rongga mulut rara mengabsen gigi mungilnya disana menggoda iman siapa pun yang melihatnya. Ciuman irwan berpindah ke daun telinga rara menurun ke leher jenjang rara membuat sang empu meremas pundak irwan merasakan sensasi yang baru. Kalau sekedar ciuman saja mereka sudah sering melakukannya namun yang kali ini pertama bagi rara.
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS BALI (END)
Mystery / Thriller"Lo gak tau gue?? Iya gue" Yok di baca gengs ___ Vote Vote vote Highest Rank #1 Irra (23/05/22)