14 ~ Sisi lain Calvin

52 9 61
                                    


Happy Reading ✨


Acara kelulusan sekolah hampir selesai, tapi anak murid kelas XII masih betah berada di sekolah. Mereka sengaja menghabiskan sisa hari ini di sekolah karena mereka tahu menjadi anak SMA tidak akan terulang kembali.

Sejak pagi acara di buka dengan pidato yang sangat panjang dari kepala sekolah SMA Galaxi. Seluruh murid kelas XII lulus dengan nilai yang memuaskan. Namun Zia lebih unggul dibanding semua murid kelas XII. Zia lulus dengan nilai tertinggi di susul Vania yang berada di peringkat kedua.

Zia sangat berterima kasih kepada saudara kembarnya yang telah menggantikan posisinya saat mengikuti ujian. Buktinya saat ini nama Queenzia berada di urutan paling atas sebagai murid dengan rangkin umum dan nilai terbaik.

"Gue bangga sama lo," bisik Calvin yang tiba-tiba muncul entah dari mana.

Zia menoleh mendapati Calvin yang tiba-tiba duduk di sampingnya. Zia menarik satu alisnya menatap aneh kepada cowok yang ada di sampingnya itu.

"Lo ngapain kesini?" tanya Zia acuh.

"Nyamperin lo. Kenapa gak boleh?"

"Jauh-jauh dari gue, entar pawang lo ngamuk lagi." sinis Zia.

"Hah? Pawang gue?" beo Calvin.

"Dih, pura-pura gak tau lagi. Dasar fuck boy!" umpat Zia.

"Tuh bibir minta di cium, hm? Biar gak ngelantur kalo ngomong."

"Cih! Dasar fuck boy!" gerutu Zia.

"Ikut gue," Calvin menarik tangan Zia. Rahangnya mengeras saat Zia menyebut dirinya fuck boy.

Zia yang ditarik tiba-tiba berusaha melepaskan cengkraman Calvin. Ia takut jika Calvin melakukan hal yang diluar batas. Saat ini Zia sama sekali tidak melihat sisi baik dalam diri cowok itu. Dia tidak terlihat seperti Calvin sahabatnya.

Mata Zia membulat saat Calvin membawa dirinya masuk ke dalam toilet cowok. Ketakutannya semakin menjadi-jadi, segala pikiran buruk saat ini mendominasi isi pikirannya.

"Masuk!" bentak Calvin.

Calvin mengehempaskan tubuh Zia hingga membentur tembok. Gadis itu meringis karena punggungnya membentur tembok cukup kuat.

"Lo gila hah? Ngapain lo bawa gue kesini!" ucap Zia dengan suara lantang.

"Kalo cowok cewek berduan di tempat seperti ini menurut lo enaknya ngapain?" ujar Calvin menyeringai.

Zia menggelengkan kepalanya, air matanya lolos begitu saja dari pelupuk matanya. Ia mundur perlahan kebelakang hingga akhirnya ia tidak bisa kemana-mana lagi karena terhimpit dengan wastafel.

Calvin mendekat sambil tersenyum smirk. Ia berdiri tepat di depan Zia lalu semakin menghimpit tubuh gadis itu. Dengan mudah Calvin mengangkat tubuh Zia dan mendudukkannya di atas wastafel.

"L-lo m-mau a-apa?" tanya Zia penuh ketakutan.

Calvin tersenyum smirk sambil mengelus lembut pipi sahabatnya itu. Tangannya turun mengelus bibir mungil milik Zia. Calvin semakin mengikis jarak antara dirinya dan Zia.

Queenzia (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang