Dekat ?

30 4 1
                                    

Happy Reading 😘

.

.

.


Garda on focus

Kejadian kemarin membuat heboh sekolah, satu sekolah yang awalnya tidak mengetahui siapa Aku kini mengetahuinya. Banyak yang memujiku karna berani melawan Haikal yang notabennya preman sekolah karna banyak juga yang tak suka padanya.

Padahal tanpa mereka tau, aku juga sempat berkelahi dengannya, manun tidak dalam lingkungan sekolah. Bahkan dari SMP kita sering berselisih paham. Apalagi saat dimana dia, ah sudahlah Aku malas membahas tentang itu.

Semua berita itu tak di hiraukan oleh ku. Malah yang terus teringat oleh ku di hari kemarin bukan perkelahian itu atau hal yang membuatku berkelahi. Tapi kejadian saat di UKS kemarin yang malah menempeli pikiranku sampai sekarang.

"aku gak suka kamu berantem" ucap Gita yang masih mengobatiku

"aww" eluhku padanya

"maaf"

"kamu gak suka aku berantem, tapi kamu dapet mendali emas karna berantem" ucapku lagi

"beda muhidin" ucapnya kesal dan menekan kapas pada lukaku

"awwwww" eluhku kesakitan

Gita mengembungkan pipinya, sepertinya kesal tapi entah kenapa itu menjadi sangat lucu.

"sama sama berantemkan" jawab ku tak mau kalah

"aku dapet mendali, kamu dapet apa ?" tanya Gita

"kebanggaan ?"

"bacot"

"ehhh udah bisa ngomong kasar nih"

"nyontoh lu"

"jangan contoh aku, gak ada yang bisa di contoh dari diri aku"

"lu tau lu ganteng gak si ?" tanya Gita random

"hah ?" 

"iya lu tau gak kalo lu itu ganteng ?" tanya Gita sekali lagi

Aku menggelengkan kepala sebagai jawaban. Bukan karna tidak tau,banyak yang sudah berbicara seperti itu padaku. Namun aku hanya ingin melihat respon dia setelahnya.

"kalo lebih rapih dikit, ganteng lu nambah" ucap Gita pergi meninggalkanku setelah selesai mengobati dan membereskan obat-obatan Kembali ke tempatnya.

Ku ayunkan kakiku memasuki kelas, seluruh kelas yang tadinya ribut tiba-tiba sunyi. Mereka seperti keanehan melihatku yang masuk ruangan dengan penampilan yang sedikit rapih(?). Ya walau bajunya masih di keluarkan tapi terlihat lebih rapi, dengan rambut yang di potong pendek, seragam yang tak kusut. Ya walaupun bekas luka kemarin masih tersisa di wajahku.

Saat seluruh kelas memperhatikanku, perhatianku hanya tertuju pada Gita yang mengacungkan jempol padaku. Jujur, itu membuatku merasa aneh, seperti ada yang mengelitiki tubuhku.

***

Kelas berjalan seperti biasanya. Saat jam istirahat Gita mencoba menghampiriku yang akan mencoba tertidur di jam istirahat.

"waw, gak nyangka kamu bisa rapih juga" ucap Gita duduk di hadapanku

"siapa yang nyuruh aku rapih kemari ?" tanyaku yang tidak jadi tidur

Garda Dirgantara[Akhir]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang