Mamah dan Papah

17 3 2
                                    



HAPPY READING

.

.

.

Pelukan yang sejak tadi erat itu kini mulai melonggar. Air minum yang sisa setengah botol tergeletak tak jauh dari sisi Gita.

Ucapan menenangkan selalu keluar dari wanita yang entah sejak kapan terus memeluk Gita, menyalurkan kekuatan dan kenyamannya.

Tak lama datang seorang pria dengan terburu buru.

"Mana ade gue ?" tanya pria tersebut

Tanpa menunggu balasan, saat dia melihat Gita yang masih terisak dalam sisa tangisan dengan segera menghampiri Gita.

"de, ini abang" ucap yang pria yang ternyata adalah Abang Rija.

Gita yang semakin mengeratkan pelukan.

Dia datang setelah mengetahui kejadian yang terjadi pada adik bungsunya karna tak sengaja menekan tombol panggilan pada adiknya itu.

Sungguh, jiga dia tak sengaja menghubungi adiknya, dia tak tau apa yang akan terjadi pada adiknya nanti. Melihat keadaan Gita sekarang, Membuatnya teringat kejadian 5 tahun yang lalu.

"de, liat dulu. Ini Abang sayang" Abang Rija terus saja mencoba mengubah perhatian Gita untuk melihat padanya

Benar saja, saat mengetahui yang di hadapan Gita memang Abangnya, Pelukan yang sepertinya tidak akan lepas dari sang wanita tadi berpindah seketika kepelukan Abangnya.

"Abang, ade takut" ucap Gita selepas memeluk Abangnya kuat

"kamu aman sama Abang ya" Abang Rijapun memeluk adik bungsunya dengan erat, menyalurkan keamanan pada Adiknya.

"makasih ya, udah mau bantuin ade gue" ucap Abang pada pasangan yang tadi membantu Gita

"sama sama, kita juga gak bisa tinggal diem kalo liat kekerasan" jawab pria penolong tadi

"gue bawa ade gue ya, thanks sekali lagi" Abang menggendong Gita dalam pelukannya dan pergi setelah berpamitan.

Sesampainya di rumah, Abang di hujani pertanyaan oleh Bunda dan Ayah. Karna saat pergi terburu buru tadi, ia sedang bermain PS bersama ayahnya.

Apalagi sekarang ia pulang dengan kondisi Gita yang sangat menghawatirkan.

"kenapa ade bang ?" tanya Bunda yang sepertinya sudah menangis sejak tadi

"kita suruh Gita istirahat dulu ya, nanti Abang jelasin semuanya"

Tanpa menunggu lama, Abang membawa Gita yang sudah tertidur namun masih sesekali mengerang ketakutan.

"jelasin semuanya" ucap sang Ayah yang terus menggenggam tangan Bunda.

"Garda nyeret ade keluar mall, itu yang Abang tau." jelas Abang yang duduk di hadapan orang tuanya setelah kembali dari kamar sang adik.

"nyeret ? kenapa bisa ?" tanya Bunda tak sanggup

"Abang gak tau pasti, tapi kata orang yang tadi sama ade bilang. Kalo ade udah di seret dari lantai 2 sampe tempat abang jemput dia tadi." jelas Abang yang sama bingung dengan kondisi sekarang

"tapi Garda bukan orang yang kaya gitu, Bunda liat dia orang baik, malah bunda...."

"tapi dia nyeret ade bun" potong Abang

Garda Dirgantara[Akhir]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang