"Huh" Gita menutup layar laptop dan tak lupa mengangkat kedua tangannya keatas, melakukan peregangan
"Masih aja gak berubah kamu" Garda yang kini memeluk gita dari belakang
Gita merilirik ke arah Garda, tak mengerti."Ya kamu, kalo udah beres ngelakuin sesuatu pasti kaya gini" Garda kembali menggangkat tanggan Gita ke atas, hingga Gita berdiri dari tempat duduknya
Tak cukup dengan mengangkat tanggan Gita saja, kini Garda mengangkat tubuh Gita dan membalikannya hingga Gita duduk di atas meja. Mau tak mau Gita kini mengalungkan tangannya ke leher Garda.
"Udah bereskan nulisnya?" Tanya Garda menatap Gita lamat
"Mmm" Gita mengangguk
"Jadi kapan bukunya terbit ?" Tanya Garda lagi
"Ya mungkin 4 atau 5 bulan, soalnya besok baru aku kirim ke editor"
"Kamu tulis semua yang terjadi sama kita disana ?"
"Mmm, aku tulis semua"
"Gimana kalo orang-orang gak suka sama karya kamu lagi ? Karna kalo sampe cerita ini terbit orang-orang jadi tau background suami kamu yang notabennya anak..."
"Stttt, kita pernah bahas ini loh" Gita memotong ucapan Garda
Tak ada lagi percakapan diantara keduanya. Tak ada yang berniat memulai Kembali percakapan. Hanya suara nafas yang terdengar dari keduanya.
Tatapan Garda yang dari tadi berfokus pada mata Gita,kini menurunkan pandangannya ke arah bibir tipis Gita.
"can I ?" tanya Garda tanpa memalingkan pandangannya
Gita hanya mengangguk sebagai jawaban. Tau kearah mana yang Garda mau, Gita hanya bisa memejamkan matanya dan membiarkan Garda melakukan apapun pada tubuhnya.
Dengan persetujuan Gita, Garda dengan lembut memberikan kecupan pada kening, pipi, dagu dan terakhir bibir yang menjadi spot favoritnya selama ini.
Yang semula hanya kecupan, kini mulai menuntut lebih. Gita hanya berusaha mengimbangi Garda, walaupun sangat jauh. Garda seperti mengambil kelas berciuman, karna setiap kali mereka berciuman Gita sudah tak bisa Kembali ke alam sadarnya.
Bak tersihir, tapi itulah yang terjadi. Garda selalu menuntut lebih dan Gita tak kuasa menolaknya.
Tangan Garda yang kini berada di atas paha Gita berusaha mencoba masuk mencari jalan. Karna Gita mengunakan rok Panjang, membuat Garda sedikit kesusahan menyingkapnya keatas.
Merasa kurang nyaman dengan posisinya, Garda menggendong Gita dan berpindah ke atas kasur. Tanpa melepaskan penyatuan mereka.
Sebelum mereka melakukan hal yang lebih jauh, terdengar tangisan dari kamar sebelah.
Mau tak mau Gita mendorong tubuh Garda dan melepaskan penyatuan mereka.
"God" kesal Garda menjauh dari tubuh Gita
"i'll be right back" ucap Gita mengelus lembut pipi Garda sebelum ia berlari ke kamar sebelah
"kenapa dia selalu menangis di saat yang tidak tepat" Garda menggerutu cukup keras agar Gita mendengarnya
"jangan gitu, dia anakmu" balas Gita yang sama berteriak
"ahhh bayi itu" Garda membaringkan tubuhnya menghadap langit-langit kamar. Menutup matanya dan mencoba menunggu Gita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garda Dirgantara[Akhir]
FanfictionPeople change ? Saat semua orang menyuruhku untuk menjauhimu, aku tetap berada disampingmu. Saat semua orang menyuruhku membencimu, aku malah mencintaimu . aku mengetahui apa yang tidak diketahu semua orang maka dari itu, biarkan aku tetap disamping...