Terulang

12 4 2
                                    

HAPPY READING TEMEN-TEMEN

.

.

.

Ucapan abang tak main-main, dia benar benar membuatku tak bisa kemana-mana. Karna kejadian kemarin, abang melarangku pergi. Bahkan untuk kesekolah. Padahal hari ini akan ada pesta perayaan.

Kulangkahkan kakiku menuju dapur, mencoba membujuk bunda sekali lagi.

"bunda" ucap ku melihat bunda sedang memasukan beberapa sayuran kedalam kulkas

Bunda melirik ke arahku sekilas "kenapa cantik ?" tanyanya yang Kembali ke aktifitasnya

"mau pergi kesekolah" pintaku sedikit memelas

"no" jawab tegas Bunda

"why ?"

"kamu tau sendiri abang mu kalau lagi marah, stay at home"

"bun"

"Anggita, NO" kali ini bunda benar benar tidak bisa di ajak kerja sama.

Bunda langsung menutup pintu kulkas setelah selesai memasukan semua sayuran tadi.

"ikuti kata abang mu ya, love you" ucap sang bunda mengecup puncak kepalaku sebelum meninggalkanku.

"sorry bun, ade gak bisa" ucapku pelan dan langsung pergi ke kamar untuk pergi ke sekolah diam-diam alias kabur.

Setelah siap, aku mencoba mengintip ke luar kamar mengcek keberadaan orang orang di rumah.

Terlihat ayah dan bunda yang sedang menonton TV, abang ? sepertinya dia masih tidur, pintu kamarnya belum bergerak sama sekali.

Ku tutup pelan pintu kamarku dan menguncinya dengan pelan pelan agar tak menimbulkan suara sedikitpun.

Pukul 11.17

Sebenarnya sudah terlambat untuk pergi kesekolah. Tapi dari pada tidak sama sekali.

Karna jika aku melewatkan hari ini, maka tidak ada hari hari lain. Karna mulai besok senin kita semua harus sudah mulai focus pada ujian akhir semester ganjil. Belum persiapan UN dan SBMPTN. Makannya, hari ini aku harus benar benar pergi.

Setelah memastikan keadaan, ku buka kaca jendela kamarku pelan-pelan. Untungnya jendela kamarku bisa ku jadikan pintu untuk kabur, memang tak selebar pintu. Tapi beruntungnya tubuhku kecil dan bisa melewati celah pintu yang kecil ini.

Kulihat kanan kiri setelah berhasil keluar dari kamar, mengendap pelan pelan seperti maling. Aku memilih jalan belakang, beruntung aku pernah menyimpan kunci gerbang belakang, jadi aku bisa dengan mudahnya keluar.

Bebas.

Mungkin bebas sebelum abang tau kalo aku kabur.

Huh, kalao misalnya abangnya marah besar setelah ini aku akan mengunci diriku dikamar dan tak akan pernah keluar.

Berutung aku sudah menyembunyikan beberapa makanan yang akan cukup untuk 3 hari ke depan. Agar aku tetap tidak kelaparan walapun sedang mengurung diri di kamar.

Sesampainya di halte bus, aku menunggu bus tujuanku tiba. Namun tanpa disangka aku bertemu lagi dengan teteh Toilet, ahkk aku lupa namanya siapa.

"hai ka" sapaku ramah

Dia hanya melirikku sekilas dan tak memberikan sapaan Kembali.

"kaka inget aku ?" tanyaku pada wanita tadi

Garda Dirgantara[Akhir]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang