Anggita Sari dan Trauma

23 4 2
                                    



⚠️⚠️⚠️⚠️

5 Tahun yang lalu

Gita turun dari motor sang Abang.

"Abang ada latihan Basket sore jadi gak bisa jemput, Kamu telpon Bunda, suruh bunda yang jemput kamu" ucap Sang Abang yang masih berseragam SMA

"bang, ade udah SMP, bisa pulang sendiri" kesal Gita

"gak gak, kamu masih bocah. Awas aja pulang sendiri"

"ihhh tau ahh, sana pergi" usir Gita

"iya iya, inget, telepon Bunda" ingat sang Abang lagi sebelum benar benar pergi.

***

Pulang sekolah tiba, Gita ingin menuruti ucapan sang Abang untuk menelpon bundanya. Namun handphonenya tak berpihak pada abangnya.

Baterai handphonenya habis, akhirnya Gita memutuskan untuk pulang sendiri.

Karna jarak dari sekolah kerumah tak terlalu jauh, hanya membutuhkan 30 menit berjalan kaki.

Cuaca hari tak bersahabat, sedikit mendung seperti akan hujan.

Gita mempercepat langkahnya, sedikit berlari.

Belum seperempat jalan, ada 2 orang pria yang sekiranya berumur di akhir 20an menghalangi jalannya.

"Ade kenapa lari lari ?" tanya pria berkepala plontos

"mau ujan om, permisi om" Gita Kembali berlari, manun belum 2 langkah Gita menghentikan kakinya lagi

"om anter yuk, naik mobil biar gak ke ujanan" ucap pria berambut gondrong

"gapapa om, rumah saya udah dekat..."

"di anter aja, yuk. Ada temennya ko" tunjuk pria plontos pada seseorang yang sudah ada di mobil

Gita melihat, sudah ada seorang anak perempuan sebayanya.

"kamu kenal sama om om itu ?" tanya Gita menghampiri anak yang duduk di dalam mobil yang sedang makan, entahlah Gita tak tau dia makan apa.

"ngk, tapi om nya baik mau nganter, terus ngasih aku makanan." Jawab enteng sang anak di dalam mobil

"kamu gak takut diculik ?" tanya Gita yang sedikit ketakutan

"kita udah gede, ngapain di culik, yang bakal di culik tuh anak kecil. Kita udah SMP mana mungkin di culik" jelasnya yakin

"aku gak akan, kamu hati hati aja. Atau engak kamu turun sekarang ikut aku"

"gak ahh, kamu aja. Aku ikut om nya"

"ya udah, om aku pulang sendiri aja. Abangku udah nungguin di rumah kayanya" ucapku pada ke dua pria yang memperhatikan kita dari tadi.

"gak mau ikut kita ?" tanya pria plontos

"gak om makasih, aku duluan" pamit Gita Kembali berjalan

Melihat kedua pria itu Kembali ke mobil dan pergi menjalankan mobilnya, rasa aman Kembali dirasakan Gita.

Gita Kembali berjalan, malangkahkan kakinya ke tujuan awalnya.

Namun, mobil yang tadi Gita yakini sudah pergi tadi terlihat berhenti di depan persimpangan jalan yang dilalui Gita seolah sedang menunggunya.

Gita memilih jalan lain dan segera berlari. Namun belum 100 meter Gita berlari. Badan Gita sudah berpindah pada Pundak pria plontos yang mencegatnya tadi.

Garda Dirgantara[Akhir]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang