Jangan lupa buat vote sebelum baca 😘
Enjoy😘
.
.
.
Hari senin, hari yang paling aku benci.
Mungkin bukan hanya aku, hampir semua mungkin.
Ku ayunkan kakiku dengan malas, jarak dari parkiran motor hingga kelas itu sangat jauh, belum lagi beberapa siswa lain sudah berlarian ke lapangan untuk upacara bendera.
BUGH
Tiba tiba ada tangan yang mendorong pundakku dari belakang, agar aku bisa berjalan lebih cepat.
"lemes amat, masih pagi nih" ucap sang pria yang mendorong
"garda ahhh lepas" ucapku berusaha melepaskan tangan Garda dari Pundakku
"biar cepet, mau kamu di hukum Bu Herlina ?" tanyanya sambal terus mendorong Pundakku
*FYI Bu Herlina adalah salah satu guru tergalak yang menjabat sebagai ke Kesiswaan.
"jangan di dorong, nanti jatuh gimana ?"
"aku tangkep, aman" jawabnya setengah bercanda
Aku mencoba pasrah, tindakannya yang mendorong pundakku menjadi pusat perhatian orang. Mungkin aneh melihat kakak seniornya bermain kereta keretaan.
*FYI lagi Di pundak kanan kita itu ada bet kelas. Di pundak Ku dan Garda juga sudah pasti ada XII A, Atau 12 IPA.
Sesampainya di kelas, Garda berhenti mendorongku dan pergi ke mejanya. Akupun begitu, berjalan kearah mejaku, menyimpan tas dan langsung pergi ke lapangan untuk upacara.
Kucari barisan kelasku setibanya di lapangan. Garda pergi ke barisan Laki-laki, aku berdiri bersebelahan dengannya di barisan perempuan.
Indri, teman sebangkuku seperti biasa datang disaaat saat mepet, hampir saja gerbang ditutup.
"kebiasaan" ucapku padanya setelah berbaris dibelakangku
"hehehe, tepat jadwalkan" jawabnya santai setelah menyembunyikan tasnya di dekat semak semak
"iyaa, tepat sekali" ejek ku
Indri hanya tertawa.
***
Upacara berjalan seperti biasanya. Yang tidak biasa adalah aku yang entah kenapa tiba tiba berkeringat dingin dan seperti mau pingsan. Ku lihat kearah bendera yang sudah berkibar bebas di ujung tiang itu seperti akan runtuh.
Tiang yang menyangganya seakan bergoyang kekiri dan ke kanan.
Ku lihat kesamping saat kurasa ada yang memegang tanganku.
"kamu gak apa apakan ?" tanya Garda yang berdiri disampingku
Ku gelengkan kepala sebagai jawaban. Tapi semakin dirasa, saat melihat ke arah Garda. Tubuh garda seakan menjadi dua, bahkan tiga. Aku melihat Garda menjadi 3 orang.
Tak sempat kukatakan yang aku lihat padanya, tiba-tiba semuanya berubah menjadi gelap. Entah kenapa rasanya seperti terbang namun gelap. Aku sungguh tak suka gelap.
***
Perlahan ku buka mataku.
Pusing, beberapa masih berbayang dalam pandanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garda Dirgantara[Akhir]
FanfictionPeople change ? Saat semua orang menyuruhku untuk menjauhimu, aku tetap berada disampingmu. Saat semua orang menyuruhku membencimu, aku malah mencintaimu . aku mengetahui apa yang tidak diketahu semua orang maka dari itu, biarkan aku tetap disamping...