Next Level ?

22 3 2
                                    

Happy Reading

.

.

.

"jadi pacarku git" Pintanya tiba tiba

"hah?" tanyaku tak percaya

"Jadi pacarku" Garda tak pernah seserius ini sebelumnya.

"Gar.."

"kasih aku kesempatan buat jadi yang terbaik buat kamu"

Aku hanya bisa menganggukan kepalaku, entah kenapa sepertinya kepalaku gerak sendiri.

Garda memeluku erat. Semoga keputusanku benar.

"makasih, I love you git" ucapnya lembut

"me too"

"jangan jawab too, aku kaya ngerasa kamu cuma setuju sama aku" Garda melepaskan setengah pelukannya dan manatapku

"I Love you Garda" ucapku malu

"jangan tinggalin aku"peluk Garda kembali

"jangan tinggalin aku kaya ajeng" ucapku disela sela pelukan

"semoga itu gak terjadi"

"hah?"

"nanti abis reda aku anter kamu pulang. Oke"

***

Menjadi pacar Garda mungkin hal yang baru bagiku. Diawal aku mengenalnya aku memang tertarik padanya, namun setelah mendengar keburukannya aku menjadi takut.

Tapi dari yang dia jelaskan padaku, aku seperti ingin mempercayainya. Ingin menemaninya.

Jangan memakiku, aku pun tak tahu apakah tindakanku benar.

Apalagi melihat respon Bunda yang senang akan berita bahwa aku berpacaran dengan Garda. Ayahpun begitu tapi tetap menyuruhku berhati hati. Abang apa lagi, dia meledekku habis habisan.

"abang seneng kalo kamu mau buka hati kaya gini, kalo ada apa-apa bilang abang ya. Jangan kamu pendem sendiri " ucapnya setelah aku menceritakan kejadian hari ini.

Terlihat ada sedikit ke khawatiran dari muka Abang, aku tau Abang masih terbayang akan hari itu. Akupun sama, tapi aku mencoba percaya pada Garda. 5 tahun cukup untuk menguatkan hatiku kembali.

Pagi tiba.

Hari masih menjunjukan pukul 6.24. tapi Garda sudah standby di rumah ku. Bunda menyuruhnya untuk ikut gabung sarapan bersama.

Sarapan dan makan malam berasama, kedua hal itu sudah menjadi hal wajib di keluarga ini.

"kalo kamu tinggal sendiri, kedua orang tua kamu tinggal dimana ?" tanya Ayahku setelah tau Garda tinggal seorang diri

"di Cimahi" jawab Garda singkat. Seperti mengisyaratkan tak mau membahas lebih

Namun ayah bukan ayah kalo tidak bisa mengoreknya.

"kerja apa ?" tanyanya lagi

"Ayahhh" ucapku tak suka

"kanapa ? Ayahkan pingin tau keluarganya. Siapa tau besanan kan udah lancar dari sekarang" jelas Ayah enteng

"jangan sampe lu berdua nikah duluan ya. Gak boleh ada yang langkahin gue" ancam Abang padaku dan Garda

Garda hanya tersenyum sebagai jawaban

Garda Dirgantara[Akhir]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang