-- Typo --
----
Di hari Minggu yang cerah, secerah senyuman Fatim yang sekarang lagi senyam senyum ngga jelas dan bikin Fateh ngeri sendiri, entah apa alasannya Fateh pengen nanya tapi takut kena geplak.
Fatim pagi ini sudah rapih dengan outfitnya, dengan senyum lebar juga tentunya, entah apa yang terjadi dan itu sukses membuat satu keluarga kebingungan.
"Katanya kalau anak perawan senyum-senyum mirip kunti kayak gitu, tandanya dia udah punya gebetan bund."
Jiddah yang sedang mengoleskan selai coklat pada roti terhenti, lalu menatap Fateh dengan wajah yang agak ... Julid.
"Kayaknya bund, kita ngga tau apa jalan fikirnya anak perawan."
"Bunda emang ngga pernah perawan?" Fateh memakan rotinya sedang Jiddah melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda, menelannya pelan Fateh kembali berbicara "Kok ngga tau jalan pikir sesama kaum?"
Jiddah mengangkat kedua bahunya acuh "Anak perawan jaman bunda ama sekarang beda. Dulu kalau bunda lagi fallin love, rajinnya beuhhh, mengalahi ob di kantoran."
Fateh melengos "E-eleh. Tapi kok si Fatim malah kek orang gila? Senyam senyum, mageran pula."
"Iya ya, udah kek lagi ngisi aja."
Fateh mendongak, tatapannya bingung "Ngisi apaan bun?"
"Hamil."
----
"Kak Fatim mau kemana?" Qahtan yang sedang nangkring tampan di atas pohon pepaya berteriak pada Fatim yang sudah siap dengan motornya.
Melajukan motornya, Fatim berhenti di gerbang tepat bawah Qahtan. "Kepo Bocil, dadah adikku sayang, kak Fatim mau kencan."
Qahtan menggaruk kepalanya yang tak gatal kala Fatim sudah hilang dari pandangannya, melaju dengan kecepatan wah daebak jinjja omo~.
Lalu Muntaz dan Fateh keluar bersamaan dari rumah masing-masing, dengan Fateh yang menyisir rambut dan Muntaz yang menggaruk bahu.
"Kak Fatim mau kemana, bang Ateh?"
Fateh mendongak "Ngapain tan? Cosplay monyet ya?" Qahtan melengos, "Lah, Qahtan bukannya emang monyet ya?" Ini Muntaz yang menyahut, membuat Qahtan mendengus sedangkan mereka berdua tertawa puas.
Lalu saat sedang asyik tertawa, para ibu ibu zaman now keluar secara bertahap dimulai dari Sajidah dan yang terakhid Iyyah, oh Saleha juga ikut.
"Mau kemana?" Para bujang bertanya serempak
"Arisan, bye. Jaga rumah!" Sohwa kepada sang putra, Muntaz hanya mendengus malas.
Dengan segala kerusuhan yang ada, beberapa keributan dan hilangnya ayam sebagai korban jiwa dari perdebatan, akhirnya para wanita-wanita tangguh itu menghilang pergi dari kawasan.
Qahtan masih stay di tempat "Ngarujak yuk?"
"Qahtan ngidam?"
"Iya mas."
Muntaz buat pose muntah, Qahtan sendiri tertawa dengan Fateh yang menggeleng sambil tersenyum ganteng. "Maen bola yuk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga Masa.... Gitu(?)
HumorHanya tentang 3 Rumah si Komplek Pondok Indah Blok 3 nomor 1,2 dan 3. Intinya mereka tetanggaan, kalau gk suka minggat aja dari hati (Plak!)