𝐤𝐚𝐢𝐫𝐨𝐬.
(n.) the perfect, delicate, crucial moment. a
propitious moment for decision or action.
𝒂𝒐𝒎𝒊𝒏𝒆 𝒅𝒂𝒊𝒌𝒊 𝒏𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒏𝒊𝒂𝒕 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒅𝒂𝒓𝒊
𝒔𝒆𝒌𝒆𝒅𝒂𝒓 𝒅𝒊𝒕𝒖𝒕𝒐𝒓𝒊𝒏 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒂𝒅𝒊𝒌...
𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆. minor injuries, mild swearing. 𝐍𝐎𝐓𝐄. kemaleman gak sih astaga gue baru kelar seminar penyusunan artikel soalnya aduh semester makin tua makin hectic TvT
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu memutuskan untuk meliburkan tutor hari ini karena ada latihan formasi dadakan dari klub cheers. Jadi kamu cuma memberi tugas soal-soal buat Kise, Kagami dan Aomine.
Tanpa sepengetahuan kamu, mereka bertiga tetap mengerjakan soal-soal di waktu tutor sebelum latihan, meskipun kamu bilang tugas itu dikumpulkan buat minggu depan aja.
Setelah selesai mengerjakan tugas, mereka berniat untuk lanjut ikut latihan bersama anggota first string di gym lantai atas. Kise yang pertama kali menotis sekumpulan anak cheers di lapangan upacara.
Kise sengaja menghampiri mereka ketika melewati lapangan buat ke ruang klub basket, iseng aja mau nanyain kamu, tapi setelah dia cari, nggak ada keberadaan kamu di sana.
“Eh ini ketua kalian mana?” Tanya cowok model itu, membuat beberapa anak cewek kelasnya mengalihkan perhatian.
“Udah pulang duluan,”
Kagami merengut heran kemudian ikut bertanya, “kenapa?”
“Lumayan lah, kan kena lapangan upacara. Tapi masih bisa bawa motor sendiri dia, gak mau dianter.”
“Lo pada kenapa gak latihan di gym?” Tukas Aomine dengan tampang datar dan suaranya yang enggan.
“Biasa, diambil sama anak futsal cewek,”
Kagami menimpali, “bukannya anak futsal suka latihan Sabtu Minggu?”
“Yaaa, lo tau lah, mereka suka main serobot tempat latihan.”
Mereka agak kaget mendengar pengakuan dari salah satu anak cheers yang ternyata suka nggak kebagian gym tempat latihan, tapi nggak terlalu menggubrisnya.
Setelah seperti biasa latihan basket sampai sore, mereka semua memutuskan untuk makan malam bersama, biasanya diadakan sebulan sekali dengan suntikan dana dari Tuan Muda Akashi.
“Dai-chan, nanti pulangnya bonceng tiga sama Ki-chan ya?” Ujar Momoi, menarik ujung kemeja Aomine.
Aomine mengerang malas, “ogah, gue mau cabut duluan.”