𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆. mild swearing, aomine is whipped he wouldn’t even wanna says goodbye.
𝐍𝐎𝐓𝐄. gue jujur dan lo semua harus percaya kalo gue nggak berniat buat mengakhiri epilog sama yang sappy and shit, kek, tadinya yaudah mau yang biasa aja gitu tapi, ngalir jadi agak smitten aomine-nya gue gak tau mesti gimanaaaaJadi pacar Aomine dan nemenin dia dari mulai latihan try out sampe ujian nasional bukan hal yang gampang. You’re like the mother that he never had.
Ada aja alesan yang Aomine buat-buat biar nggak belajar, dan untungnya kamu selalu ngimbangin kemalasan dia, kayak dipancing pake majalah, main street basket dan lain-lain.
Sampe akhirnya kelulusan dan angkatan mereka menggelar acara yang cukup besar setingkat prom dengan suntikan dana dari mantan Ketum Osis Akashi Seijuro yang jelas nggak kaleng-kaleng.
Acaranya dimulai dari siang sampe agak maleman, dan karena acara khusus kelulusan kelas tiga, kamu menolak hadir meskipun Aomine sama temen-temennya secara paksa nyisihin kamu tiket masuk.
Jadi kamu seharian cuma nontonin story dari Momoi sama Kise yang hampir setiap jam update suasana ramai dari stadion yang disulap jadi tempat prom.
Kamu nggak ngeliat sosok pacar kamu dimana-mana, dia juga terakhir cuma ngechat mau berangkat, dengan catatan kepaksa karena disuruh kamu. Aslinya dia gak bakal dateng, mending molor katanya.
“Adek?” Suara sayup Harasawa di balik pintu membuat kamu melepas airpod buat mendengar lebih jelas. “Ayah boleh masuk?”
“Boleh.” Sahut kamu singkat, Harasawa membuka pintu dan kamu bertanya. “Kenapa, Yah?”
“Ganti baju yang rapi. Aomine nunggu di bawah.” Ujar Harasawa, kemudian menutup kembali pintu kamar kamu.
Kamu jelas kaget, seketika lompat dari kasur buat nengok ke jendela dan emang nyata ada motor Aomine parkir di depan gerbang. Kamu juga sedari tadi megang ponsel tapi dia gak ada chat apa-apa.
Sementara itu Aomine nunggu sekitar 10 menitan, ngobrol sama Harasawa di ruang tamu, sebelum akhirnya kamu turun dari kamar lantai atas, udah rapi dan wangi.
Dua laki-laki itu berdiri menyambut kamu, perhatian kamu tertuju ke arah Aomine yang masih memakai outfit ke prom, tapi jasnya dia sampirkan di lengan, dasi dan kancing kemeja paling atas dilepas, lengannya digulung sampai siku, rambutnya masih rapi disisir, tapi sepatunya ganti jadi sneakers.
“Izin coach, mau ke cafe abangnya Murasakibara.” Ujar Aomine ketika kamu menghampiri mereka berdua.
Harasawa mengangguk singkat lalu membalas, “Pulang lebih dari jam 12 malem, ijazah kamu saya tahan.”
“Ayah!” Pekik kamu menegur kebiasaan buruk Harasawa ketika sikap strictnya kambuh.
Harasawa cuma mengedikkan bahu acuh gak acuh dengan protesan kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐀𝐈𝐑𝐎𝐒, aomine daiki.
Fanfiction𝐤𝐚𝐢𝐫𝐨𝐬. (n.) the perfect, delicate, crucial moment. a propitious moment for decision or action. 𝒂𝒐𝒎𝒊𝒏𝒆 𝒅𝒂𝒊𝒌𝒊 𝒏𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒏𝒊𝒂𝒕 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒌𝒆𝒅𝒂𝒓 𝒅𝒊𝒕𝒖𝒕𝒐𝒓𝒊𝒏 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒂𝒅𝒊𝒌...