𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆. pet name, subtle suggestive content.
𝐍𝐎𝐓𝐄. if you uncomfortable with a bold main character who makes the first move then idk, it’s your choices.Hari terakhir UAS berjalan dengan singkat, pukul 10 kamu udah selesai ujian dan keluar dari ruangan lebih dulu buat nyari ayah kamu.
Kebetulan hari itu Harasawa mengawas di ruangan tempat Aomine dan temen-temennya ujian. Ada sekitar 30 menit kamu nunggu di depan ruang kelas sebelum akhirnya mereka mulai bubar satu persatu.
“Yo.” Sapa Kagami yang keluar lebih dulu, menemukan kamu duduk di kursi depan kelas.
Kamu nyengir sebelum balik nyapa, “heyy, Kak Kagami kebagian di sini juga. Gimana tadi soal-soalnya?”
“Uhh,” Gumam Kagami berpikir sebelum menjawab dengan wajah kecut, “Bikin gumoh.”
Kamu tergelak mendengar jawaban dari Kagami yang memasang tampang beneran kayak orang mau muntah saking pusingnya habis ujian.
Bersamaan dengan itu, Aomine adalah yang terakhir keluar dari ruangan, dan bener aja, air mukanya nggak jauh beda dari Kagami, bahkan lebih parah. Aomine udah kayak orang teler.
Kamu terkekeh geli melihatnya, membuat Aomine menyadari keberadaan kamu, yang lantas membuat wajahnya lighten up dengan sekejap mata.
“Gak usah ketawa lo.” Gerutunya jutek, seperti biasa.
“Aww, susah ya, peminatan basing?” Celetuk kamu meledeknya.
“Berisik,” ketus Aomine kemudian hendak pergi bersama dengan Kagami, mengetahui kamu di situ lagi nunggu Harasawa beresin hasil ujian, “dah.”
Kamu buru-buru menarik ujung jas Aomine, “tunggu dulu sebentar, lo di sini aja.”
“Yaudah gue cabut duluan.” Pamit Kagami ketika Aomine berhenti karena ketika tarik-tarik seragamnya. “Ntar langsung nyusul ke streetbasket.”
“Oh, mau pada hang out? Yaudah gak apa-apa.” Kata kamu mengurungkan niat.
Aomine berbalik menghadap kamu, “kalem itu nanti siang. Kenapa?”
“Ayah hari ini rapat, gue males nunggu.”
“Mhm. Gue temenin sampe beres.”
“Ih nggak gitu.” Kilah kamu mengayunkan tangan Aomine, memencak lantai dengan pelan, membuat Aomine menebak-nebak apa keinginan kamu.
Bertepatan Harasawa keluar ruangan dengan file di tangannya, melihat kalian berdua di depan kelas, menaikkan sebelah alis heran.
“Ngapain?” Tanya Harasawa sambil menutup pintu di belakangnya.
Kamu buru-buru mengangkat tangan untuk membenarkan rambut, menatap Harasawa dengan wajah canggung, “Itu, adek, tadi, ini… apa, Uhm…”
“Kenapa?” Tekan Harasawa, ikut bingung melihat kamu yang tiba-tiba salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐀𝐈𝐑𝐎𝐒, aomine daiki.
Fanfiction𝐤𝐚𝐢𝐫𝐨𝐬. (n.) the perfect, delicate, crucial moment. a propitious moment for decision or action. 𝒂𝒐𝒎𝒊𝒏𝒆 𝒅𝒂𝒊𝒌𝒊 𝒏𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒏𝒊𝒂𝒕 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒌𝒆𝒅𝒂𝒓 𝒅𝒊𝒕𝒖𝒕𝒐𝒓𝒊𝒏 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒂𝒅𝒊𝒌...