𝟎𝟗. THE COURT AND THE COACH

730 99 6
                                    

𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆. 17+ convos.
𝐍𝐎𝐓𝐄. might get a little bit spicy soon but chill anyway so–

 might get a little bit spicy soon but chill anyway so–

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kenapa?” Tukas Harasawa makin heran. Aomine datang latihan paling awal aja udah mengagetkan, apalagi sampe Aomine punya permintaan kalau gym tempat anak first string latihan dibagi dua.

Aomine menyahut. “Buat latihan anak cheers.”

Suaranya bergema karena gak ada siapa-siapa lagi di gym selain mereka berdua. Kali ini Harasawa bener-bener menyangka Aomine kerasukan.

Tapi kemudian, dia ingat hari kemarin yang masih tercetak jelas di kepalanya. Bahkan hari-hari sebelum kemarin juga mulai kembali bermunculan.

“Anak first string ‘kan gak banyak juga, setengah court cukup. Sisanya buat anak cheers, biar gak latihan di lapang upacara, sekalian dibantuin.” Papar Aomine.

Harasawa gak bisa menyangkal benefit yang ditawarkan Aomine. Dia gak pernah menyangka suatu hari bakal mendengar hal yang masuk akal dari Aomine, yang gak berkaitan tentang basket.

“Okay.” Katanya mengonfirmasi. Kemudian berbalik untuk membuka kunci gudang tempat bola dan alat lainnya.

Baru aja Aomine menghela nafas lega, tapi Harasawa menyambung lagi, “Saya perhatiin kamu sering nemenin anak saya sejak ditutorin.”

Untungnya, Aomine udah mempersiapkan diri untuk topik yang gak akan terelakkan ini.

“Iya, coach.” Aomine menjawab dengan singkat dan tegas namun penuh arti antar sesama laki-laki.

“Lecet dikit menu latihan kamu saya kali 10.”

“Iya, coach.”

“Sekali saya liat dia nangis, kamu turun ke third string.”

“Iya, coach.”

Aomine menelan ludah dengan sulit, tapi dalam hati bersorak senang karena artinya dia mendapat consent dari Harasawa.

Harasawa nggak buta. Dia bisa melihat sendiri mood anak gadisnya yang selalu naik 90% setiap kali selesai tutor. Atau matanya yang otomatis berbinar dengan antusias pas Harasawa mention nama Aomine.

“Nih,” Harasawa memberikan kunci cadangan gym ke Aomine, “kasih ke anaknya.”

Dengan senang hati, Aomine yang selalu ogah disuruh, sekarang menuruti Harasawa buat memberikan kunci itu ke kamu.

Kamu udah bisa menyadari keberadaan Aomine dari ujung lapangan, yang sedang berjalan menuju ke arah kamu yang lagi diskusi sama temen klub.

Aomine kasih kunci itu ke kamu yang berdiri kebingungan di hadapannya.

“Pake gym di atas.” Ujar Aomine dengan singkat.

Kamu menaikkan alis heran, “terus anak first string latihan di mana?”

𝐊𝐀𝐈𝐑𝐎𝐒, aomine daiki.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang