15. AULA

2.2K 101 4
                                    


°happy reading°

Lova bergumam menghitung mundur angka yang di lontarkan, gumaman itu hanya terdengar oleh Stella saja. Stella mengernyit bingung, ia berpikir apa yang sedang di lakukan oleh Lova?

"5"

"4"

"3"

"2"

"1"

BRUKK

Stella yang akan menampar Lova di hitungan yang ke dua harus terhenti mendengar suara sesuatu yang terjatuh, semua orang yang sedang melakukan aktivitas nya seketika terdiam membeku dan sontak melihat ke asal suara itu. Semua orang menjerit histeris, syok, kaget dibuat nya berbagai macam eskpresi mereka yang berbeda-beda.

AAAAA ORANG JATUHH

ALLAHUAKBAR INALILLAHI GIMANA INI

EHH ITU BUNUH DIRI ATAU ADA YANG DORONG

ASTAGAA DARAH NYA MENGGUMPAL

GUA JADI GAK MOOD MAKAN TEPAT SAMPING GUA BANGET

Pekikan histeris terdengar di setiap penjuru kantin, ada juga yang berhamburan kesana kemari panik karena kejadian tersebut. Ah mungkin kalian juga merasa panik jika dalam keadaan tak di sangka seperti ini.

Suara sesuatu yang jatuh tadi itu adalah seorang siswi yang jatuh dari atas sekolah. Keadaan nya saat ini sangat mengenaskan jauh dari kata baik.

Posisi nya ia terjatuh di lapang basket outdoor dan lapang basket ini bersebelahan dengan area kantin. Kejadian ini sangat tidak terduga, semua orang yang melihat bergidik ngeri melihat siswi itu tak sadarkan diri darah yang banyak meleber kemana-mana, sangat berantakan.

"INI ADA APA KENAPA HEBOH SEKALI?!" Pak Dahlan datang menghampiri ke kantin karena mendengar teriakan para murid yang tidak seperti biasa nya, jadi ia cukup penasaran apa yang terjadi. Guru itu belum tau akan kejadian ini.

Karena tidak ada yang menjawab, ia akhirnya memilih menerobos kerumunan. Alangkah terkejut nya ia mendapati seorang siswi tengah terkapar tak berdaya dan bau amis darah juga terasa.

"Inalillahi kenapa bisa terjadi seperti ini? Cepat panggil ambulance dan polisi" seru Pak Dahlan.

"Udah pak tadi di panggil tinggal tunggu datang aja" ujar Dikta.

Lova dan Stella masih berdiri di tempat, Stella yang masih syok tubuh nya mundur gontay dan duduk di kursi dengan napas yang memburu.

Stella melihat Lova yang sedang bersedekap dada dan menatap datar lurus ke depan, ia ingin menanyakan satu hal kepada gadis berambut blonde itu.

"Kenapa bisa pas banget sama hitungan nya" gumam Stella yang masih di dengar oleh Lova.

Lova menoleh pada Stella dengan tatapan yang sulit di artikan, Stella yang merasa di tatap langsung menoleh ke arah Lova. Stella meneguk saliva nya dongkol, Stella akui ia cukup ngeri dengan tatapan yang mengimintidasi itu.

"Kenapa lo?" tanya Lova.

"Hah? nggak" beo Stella, seketika Stella sedikit gelisah atas perkataan Lova.

"Cewe itu yang selalu lo bully kan?" tanya Lova menyeringai, sangat tepat sasaran sekali.

"Apa jangan-jangan dia bunuh diri perbuatan lo juga" lanjut Lova lagi dengan santai, Stella yang tidak terima seketika menggebrak meja tersulut emosi.

REGALOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang