" aku adalah perempuan yang tidak pernah punya foto berdua dengan abangku sendiri bahkan dekapannya saja tak pernah aku dapatkan "
~ Afsheen Fateena Aqilla ~--------------------------------------------------------
" Teena!!!" Teriak Tari, mamanya. Tari sangat marah melihat lantai yang begitu kotor. Ia baru saja pulang dari butiknya.Teena yang sedang berkutat dengan laptopnya pun menghela nafasnya. Sepertinya mamanya sudah pulang.
Teena buru-buru keluar dari kamar sebelum Tari semakin marah.
" Ada apa?" Tanyanya sembari menatap mamanya. Tari melempar tasnya keatas sofa dengan kasar.
" Bisa nyapu yang bersih nggak kamu? Mata kamu buta hah!? Nggak liat ini kotor? Dari tadi dirumah ngapain aja? Tidur? Sibuk pacaran?" Tanyanya. Tari masih menatap Teena tajam.
" Teena tadi udah nyapu ma." Ujarnya mencoba sabar.
Tari berdecih kesal." Kalo udah disapu nggak mungkin sekotor ini! Bisa bedain nggak mana kotor mana bersih hah!? Udah tujuh belas tahun nggak ngerti kerjaan mau jadi apa kamu? Gembel?" Teena menghela nafas panjang.
" Iya nanti Teena sapu ulang."
" Nggak ada nanti-nanti an! Kamu udah besar, malu tahu nggak kedengaran tetangga!"
" Gimana nggak kedengaran orang mama teriak-teriak kaya gitu ya pasti tetangga bakal denger!" Timpalnya terlanjur kesal.
Plak!
" Berani kamu jawab mama hah!?" Bentaknya. Teena meringis merasakan pipinya yang kebas akibat tamparan Tari.
" Bersihin rumah sekarang juga! Sapu ulang sekalian kamu pel, sampe nggak bersih mama suruh kamu ulang lagi paham!?" Titahnya membuat Teena menggelengkan kepalanya, ia baru saja selesai mencuci pakaian dan baru beberapa menit mengerjakan tugasnya.
" Teena masih ada tugas ma."
" Tugas bisa nanti malem kamu kerjain, kaya dapet nilai bagus aja sok-sokan rajin ngerjain tugas. Kerjain sekarang!"
Mau tidak mau Teena harus segera melaksanakan perintah mamanya daripada nanti ia harus mendengar mamanya mengoceh lebih panjang.
⏰⏰⏰
Teena meregangkan otot-otot nya. Cewek itu mengusap keringat yang mengucur di dahinya, seharian ini ia sangat lelah. Belum lagi tugas sekolah nya yang belum ia kerjakan.
Teena segera membawa makanan ke meja makan. Papa dan mamanya sudah menunggu disana, jangan lupakan Angga dan juga Zeelana yang juga sudah bertengger manis disana.
" Buatin gue kopi." Ujar Angga tiba-tiba membuat gerakan tangan Teena yang sedang mengambilkan nasi untuk papanya terhenti.
Matanya beralih menatap Angga dengan kesal.
" Bikin sendiri lo masih punya tangan utuh."
" Nggak usah ngebantah Teena, buatin Abang kamu minum!" Kini giliran papanya yang menyuruh dirinya. Angga dan Zeelana yang melihat itu pun tersenyum remeh.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARLOJI
RomansaIni tentang cerita cinta sepasang manusia. Bisa dibilang, cukup menyebalkan bagi Afsheen Fateena Aqilla, seorang ketua OSIS pada salah satu SMA yang ada di ibu kota. Cewek dingin, jutek, seperti es batu, dan tak tersentuh seperti Fateena harus berha...