Isha sudah bangun pagi-pagi karena membantu ibunya untuk memasak untuk sarapan seluruh seisi rumahnya.
Semenjak ayahnya sudah tiada, ibunya harus bekerja dan selalu berangkat jam 8 pagi, tepat setelah anak-anaknya berangkat sekolah.
Sehingga, Isha harus membantunya setiap pagi agar ibunya tidak kecapekan.
Isha sedang menyelesaikan menggoreng telur mata sapi, sedangkan ibunya mulai menyajikan makanan ke meja makan.
"Abang sama adek udah bangun bu?" tanya Isha sembari membawa telur mata sapi yang tadi ia goreng ke meja makan.
"Udah kok, lagi mandi mungkin" sahut ibunya Isha.
"Ini udah semua kan bu? Isha mandi dulu ya" pamit Isha. Ibunya menganggukkan kepalanya tanda setuju.
Segera Isha menuju kamar mandi, untung saja saat ia mau mandi, adiknya sudah selesai mandi. Kalau tidak, maka perang mulut akan terjadi pagi-pagi.
"Idih, baru mau mandi" ejek Farel, adiknya Isha.
Isha memukul adiknya dengan handuk yang ia pegang, "Ngomong lagi!" sahut Isha sembari terus memukuli adiknya.
Adiknya kemudian memegang kedua tangan kakaknya dengan kuat, semenjak menginjak remaja, Farel jadi jauh lebih kuat dan tinggi daripada Isha.
"Lagian dimana salahnya sih kak, kan emang lo baru mau mandi" kilah Farel sembari masih memegang erat tangan Isha, khawatir sang kakak kembali memukulnya. Meskipun kecil, Isha seperti punya tenaga dalam saat memukul orang.
"Kalau gue bangun tidur langsung mandi, mati kelaparan lo tiap pagi"
"Iya deh iya, makasih kakakku yang paling cantik"
Isha berusaha menarik tangannya dari pegangan Fares, "Lepasin, gue mau mandi. Nggak usah puji-puji gue lo"
Farel melepas tangan Isha, kemudian Isha segera masuk ke kamar mandi. "Iyalah paling cantik, kakak perempuan gue kan lo doang kak" teriak Farel kemudian segera berlari menuju kamarnya.
"Farellll!" teriak Isha dari dalam kamar mandi, sedangkan Farel tersenyum puas karena berhasil membuat kakaknya kesal pagi ini.
Setelah selesai bersiap-siap untuk ke sekolah, Isha segera menuju meja makan untuk sarapan.
Di meja makan tersisa ibunya yang sedang menemani Vano, Abangnya Isha untuk sarapan, sedangkan makanan yang ada di depan ibunya tampak belum tersentuh.
Isha segera duduk, kemudian menyantap sarapan yang ia dan ibunya buat tanpa berbicara apapun. Saat ingin minum, Isha baru sadar jika susu yang tersisa hanya susu putih dan terlihat abangnya sedang menghabiskan susu coklat.
Ibunya Isha tampak mengelus kepala Vano dengan lembut, kemudian Vano berdiri dan segera berangkat kuliah, "Bu, Vano berangkat kuliah dulu ya. Sha, abang berangkat. Assalamu'alaikum"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertaut [END]
Teen FictionIsha dan Arsen adalah paket komplit yang saling melengkapi. Isha banyak bicara, sedangkan Arsen tidak memiliki perbendaharaan kata yang banyak. Isha pribadi yang hangat kepada sekitarnya, sedangkan Arsen dingin dan tak tersentuh. Isha yang selalu...