Malam semakin larut, namun mata Isha, Nada dan Hanna masih saja terbuka dengan lebar. Mereka bertiga sedang asik berbincang tentang banyak hal. Dari mulai pembicaraan tidak penting hingga deep talk.
"Gue denger lo ikut kursus di ibunya Bang Eza ya, Sha?" tanya Hanna.
Isha menganggukkan kepalanya sembari mengunyah cemilannya.
"Isha" panggil Nada.
"Hmm"
"Sha, lo kenapa sih?" tanya Nada saat suasana kamarnya mulai hening.
Isha menatap heran kearah Nada, "Gue baik-baik aja kok, lo nggak lihat gue dari tadi ketawa mulu bareng kalian" sahut Isha.
"Bukan sekarang, tapi beberapa minggu terakhir. Lo jadi jarang senyum, jarang ketawa, nilai lo turun, bahkan lo berhenti les SBM. Kita tau lo lagi nggak baik-baik aja"
Isha menghela nafasnya, "Gue ngg-"
"Gue nggak mau ya lo bilang lo nggak papa. Kita udah barengan dari kelas sepuluh sampai sekarang udah mau ujian akhir, Sha. Lo nggak percaya sama kita" potong Nada.
"Bukan nggak percaya, gue malu sama kalian"
"Malu kenapa sih?" timpal Hanna.
Isha menatap kedua sahabatnya itu, Isha bisa melihat tatapan kedua sahabatnya itu sangat tulus. Mereka benar-benar peduli dengan Isha.
Akhirnya Isha menceritakan semua yang terjadi padanya. Dari mulai masalah bisnis abangnya yang membuatnya gagal kuliah, kondisi keluarganya saat ini, kejadian di bus saat ia hampir terkena pelecehan seksual, hingga Arsen yang sebelumnya selalu sibuk namun akhir-akhir ini jadi sangat mengganggunya.
Isha menceritakan semuanya tanpa di tutupi. Isha berfikir, mungkin ini waktunya dia menceritakan semua beban yang ia bawa sendiri.
Nada tampak beberapa kali mengusap air matanya saat mendengar cerita Isha, ia tidak tahu jika permasalahan sahabatnya itu cukup kompleks.
Sedangkan Hanna hanya menatap Isha lekat sembari mengusap pundak Isha berniat menguatkan sahabatnya itu.
"Kenapa lo nggak cerita dari awal sih" ucap Nada sembari memeluk Isha dari samping. Isha hanya tersenyum tipis dengan air mata yang semakin turun bersamaan dengan Hanna yang memeluk Isha dan Nada.
"Gue tau lo kuat, Sha. Gue dan Nada nggak ngerti rasanya jadi lo, tapi kalau Tuhan udah ngasih cobaan kayak gini ke lo, tandanya lo kuat" tutur Hanna.
Nada menganggukkan kepalanya, "Lagian Arsen nyebelin banget, lo yang udah berhasil bikin dia damai sama bokapnya sampai bisa lanjutin hobinya. Giliran lo lagi kayak gini malah dia fokus sama orang lain" celetuk Nada masih dengan sesenggukkan.
Isha kemudian melepaskan pelukannya, "Udah ah mellownya. Seperti yang kalian bilang, gue kan kuat. Apalagi ada kalian yang selalu dukung gue"
"Pasti, lo kalau butuh bantuan dan temen curhat, langsung ke kita aja. Pokoknya diantara kita jangan sampai ada yang sungkan-sungkan" celetuk Nada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertaut [END]
Teen FictionIsha dan Arsen adalah paket komplit yang saling melengkapi. Isha banyak bicara, sedangkan Arsen tidak memiliki perbendaharaan kata yang banyak. Isha pribadi yang hangat kepada sekitarnya, sedangkan Arsen dingin dan tak tersentuh. Isha yang selalu...