2. Dia gatel, jadi pengen garukin

19.4K 826 23
                                    

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi, seluruh siswa bergegas untuk pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi, seluruh siswa bergegas untuk pulang. Sekolah mereka merupakan sekolah yang hanya masuk 5 hari, sedangkan Hari Sabtu digunakan untuk mengikuti ektrakulikuler.

Sehingga, jam sekolah mereka jadi lebih panjang dari sekolah yang lain. Memang beberapa sekolah sudah menerapkan kebijakan ini, namun tetap saja. Sekolah dari pagi hingga sore terasa sangat melelahkan.

Saat sedang memasukkan buku yang ada di mejanya kedalam tas, tiba-tiba ada seorang gadis yang mendekati meja Arsen.

"Arsen, mau latihan take foto bareng gue nggak? Sabtu ini kan anak modelling mau latihan bareng sama anak fotografi" ujar Lyra, salah satu model kebanggaan SMA Bestari

Arsen hanya menggelengkan kepalanya tanpa menoleh.

"Ayolah Sen, kalau nggak mau latihan bareng ngopi bareng lah. Buat ngomongin konsep yang mau kita pakai" bujuk Lyra.

"Gue mau pulang" sahut Arsen kemudian berdiri dan menarik tangan Isha yang sejak tadi sudah siap untuk pulang.

"Pulang bareng kalau gitu, ayo pulang bareng gue Sen" ucap Lyra sembari menghalangi jalan Arsen.

"Minggir!" ujar Arsen sembari menatap Lyra dengan kesal.

Seketika Lyra menggeser tubuhnya untuk memberi jalan kepada Arsen dan Isha.

Isha menatap Lyra dengan wajah kesalnya, "Kalau ikutan bareng, mau boti (bonceng tiga) lu? Gue sih ogah" celetuk Isha.

"Gara-gara lo tau nggak!" sahut Lyra dengan kesal, kemudian Lyra segera mengambil tas di mejanya dan menarik Wanda yang sedang berusaha mengajak bicara Gavin, ketua kelas mereka.

Setelah sampai di parkiran depan sekolah, Arsen dan Isha segera memakai helm mereka masing-masing.

Ingat, mereka hanya sahabat, tidak pernah ada adegan memakaikan helm.

"Sen, lo jangan mau dideketin sama Lyra ya. Gatel banget dia, kalau lihat dia bawaannya pengen garukin" perigat Isha.

Arsen menganggukkan kepalanya "Iya"

Isha tersenyum kemudian menepuk lengan Arsen, "Anak pintar. Huh, sekarang gue agak kesusahan kalau mau pegang kepala lo. Hobi makan bambu sih" keluh Isha.

Isha tidak pendek, tingginya 160 kok, kurang satu centi. Bukankah lumayan tinggi?

Hanya saja dia salah cari teman. Arsen tingginya 185, Hanna dan Nada juga tingginya mirip, sama-sama 170 hanya saja Nada kurang dua centi. Faisal dan Gavin juga lumayan tinggi, ya meskipun tidak setinggi Arsen.

Jadi, ia tidak pendek. Hanya saja ia kebanyakan berteman dengan para tiang listrik.

"Buruan naik" ucap Arsen yang sudah siap untuk mengendarai motornya.

Isha menganggukkan kepalanya kemudian naik motor Arsen dan mereka pulang bersama.

***

Bertaut [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang