Seketika Pak Heru menatap Arsen dan Lyra secara bergantian, "Arsen temanmu? Kamu harus banyak belajar sama dia biar bisa lebih bagus lagi. Katanya mau jadi model terkenal?" ucap Pak Heru dengan nada bicara yang sangat berbeda dengan sebelumnya.
Nada bicaranya, jadi lebih dingin.
"Iya yah" sahut Lyra sembari menundukkan kepalanya saat di depan Pak Heru.
"Yah? Ayah?" batin Arsen masih dengan wajah heran menatap Lyra dan Pak Heru.
"Yaudah kamu langsung ganti baju sana" ucap Pak Heru, seketika Lyra langsung menuju ruang ganti.
Pak Heru kemudian menepuk pundan Arsen, "Ayo, keluar ruangan sekalian bawa kameranya. Gue mau lihat lo fotoin Lyra"
"Iya pi" sahut Arsen dengan kaku, kemudian segera mengambil kamera yang tak jauh dari tempat ia duduk.
Arsen sudah ada diluar, bersama dengan Pak Heru tentunya.
Pak Heru ini orangnya sangat santai, apalagi ketika saat bersama dengan anak-anak komunitas. Arsen bahkan bisa mulai terbiasa dan tidak canggung dengan Pak Heru ini.
Tak lama kemudian, Lyra keluar dengan baju yang lebih resmi dari sebelumnya.
"Kenapa lama sekali?" tanya Pak Heru dengan ketus. Sedangkan Lyra tampak menundukkan kepalanya.
"Ayo Sen, coba objeknya manusia. Gue denger lo belum terbiasa sama objek manusia kan?" tanya Pak Heru. Arsen menganggukkan kepalanya.
Arsen kemudian segera mengarahkan kameranya kearah Lyra dan mulai mengambil beberapa foto.
Beberapa kali, Pak Heru tampak memarahi Lyra karena dianggap tidak becus saat difoto oleh Arsen. Padahal menurut Arsen, tidak ada yang salah dari Lyra. Arsennya saja yang masih sedikit kesulitan saat mengarahkan kameranya.
"Lyra! Tanganmu jangan begitu!" bentak Pak Heru, seketika Lyra mengikuti intruksi dari Pak Heru tersebut.
Setelah selesai, Arsen segera memperlihatkan hasilnya kepada Pak Heru.
"Lumayan, diasah terus ya. Lo pasti bisa jadi lebih hebat" seru Pak Heru.
Kemudian, Pak Heru tampak menatap Lyra yang sejak tadi hanya diam saja.
"Kamu sudah berapa tahun belajar modelling? Kenapa masih saja buruk memilih pose? Kalau tidak niat, jangan masuk ke dunia modelling apalagi fotografi" hardik Pak Heru.
"Ini saya pi yang emang belum terbiasa foto objek manusia" sahut Arsen berniat untuk membela Lyra. Melihat Lyra yang di marahi oleh Pak Heru hingga terlihat sangat ketakutan.
Pak Heru tampak menghela nafasnya, "Emang dia aja yang nggak pernah berprogres" ucap Pak Heru. Terlihat, Lyra semakin menundukkan kepalanya.
Tak lama, Pak Heru berpamit untuk masuk dan menemui anak komunitas yang lain untuk membicarakan hal lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertaut [END]
Teen FictionIsha dan Arsen adalah paket komplit yang saling melengkapi. Isha banyak bicara, sedangkan Arsen tidak memiliki perbendaharaan kata yang banyak. Isha pribadi yang hangat kepada sekitarnya, sedangkan Arsen dingin dan tak tersentuh. Isha yang selalu...