Sejak jam pelajaran pertama, Arsen sudah tidak ada di kelas karena ada event ekskul fotografi. Mereka melakukan pemotretan dengan anak-anak modelling untuk pembuatan majalah sekolah dan promosi sekolah.
Padahal sudah jelas-jelas sekolah mereka merupakan sekolah yang cukup populer, jadi tanpa ada promosi pun akan dibanjiri oleh peminat.
Sejak pelajaran pertama, Isha sudah sibuk memotret semua catatan yang ditulis oleh guru.
Kalau bukan karena Arsen yang memintanya, Isha tidak akan pernah mau memotret catatan papan tulis karena membuat memori di smartphone nya semakin penuh.
"Ayo ke kantin" seru Nada.
"Ayo" sahut Isha sembari menggandeng tangan Nada dan Hanna. Ia sudah biasa menggandeng tangan kedua sahabatnya itu, meskipun ia terlihat semakin pendek, ia tak peduli.
Lagipula bukan Isha yang pendek, Hanna dan Nada saja yang terlalu tinggi.
"Gila ya, cuman sesi foto sama video keperluan sekolah, ramenya udah kayak ada artis lagi syuting" ucap Hanna heran.
Isha seketika melihat sekitarnya, ternyata benar. Disana terlihat setting pencahayaan dan beberapa siswa membawa kamera, tak lupa ada juga beberapa anak modelling yang tampak menggunakan seragam yang berbeda-beda.
"Kalau itu sih, the power of Arsen, untungnya ya Arsen tuh nggak ikut basket, kalau sampai dia ikut basket, fiks dia bener-bener tokoh wattpad yang hadir di dunia nyata" celetuk Nada.
"Ck, ayo ah ke kantin. Males gue lihat begituan" ujar Isha kemudian menarik tangan Nada dan Hanna agar segera menuju kantin.
Isha bersama dengan teman-temannya yang lain sedang menyantap makanan mereka di kantin sekolahnya.
Hari ini kantin tidak begitu ramai karena mendadak seluruh siswa sedang sibuk melihat anak-anak yang sedang melakukan pemotretan.
"Sumpah ya, Arsen tuh cocok banget sama Lyra. Sama-sama cakep"
"Iya bener banget, kan pas tuh. Arsen jago foto, Lyra nya cantik terus fotogenic banget"
"Kalau mereka jadian, pasti bakal jadi best couple deh. Ngalahin Valdi sama pacarnya itu"
"Harusnya Arsen tuh jangan fotoin, tapi yang foto bareng sama Lyra. Pasti cocok banget deh, aduh jadi iri"
Begitulah celetuk-celetuk dari para siswi yang ada di kantin, tentu saja hal tersebut membuat Isha kesal, belum lagi beberapa mata jadi menatapnya karena sudah menjadi rahasia umum jika Arsen dan Isha sudah seperti paket komplit.
"Gue duluan" ucap Isha sembari berdiri dari duduknya.
"Kenapa buru-buru sih Sha?" tanya Faisal.
"Panas kuping gue" sahut Isha.
"Yang panas kuping apa hati, nih?" goda Faisal.
"Serah lu ah" respon Isha sembari berjalan keluar kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertaut [END]
Teen FictionIsha dan Arsen adalah paket komplit yang saling melengkapi. Isha banyak bicara, sedangkan Arsen tidak memiliki perbendaharaan kata yang banyak. Isha pribadi yang hangat kepada sekitarnya, sedangkan Arsen dingin dan tak tersentuh. Isha yang selalu...