[BXB] - NCT

9.9K 96 9
                                    

Tittle : 잘하고 있어 (You're Doing Good)
Cast :
   - Lee Haechan NCT
   - Johnny Suh NCT

.
.

"Bagus! Baru pulang jam segini! Kelayapan terus!" sindiran itu menyambut kepulangannya, tapi ia sama sekali tidak mendengarkannya. Ia terus melangkahkan kakinya ke kamarnya di lantai dua.

Ia segera berbaring, menghela nafas yang sangat berat dan menangis dalam tenang. Hatinya sakit, sangat sakit.

"Kenapa ini berat banget sih?" gumamnya pelan.

"Apa gak bisa baik dikit? Gue cape lho gini terus." Ia menatap langit-langit kamarnya, derai air mata masih terus mengaliri wajah uniknya.

Entah sudah berapa kali ia menangis dalam minggu ini.

"Bisa gak kalo gue dibikin buta sama tuli? Gue gak peduli gak bisa denger ataupun ngeliatan dunia. Selama itu gak bikin gue sakit dan makan hati." tangisnya semakin pecah. Ia terus menangis hingga tertidur.

Pagi esoknya ia bangun dengan mata sembab dan kepala yang pening. Ia segera bersiap ke sekolahnya, menuruni anak tangga dengan cepat sembari merapikan dasinya.

"Nanti jangan lupa jemput Felix." ucapan itu hanya ia balas dengan deheman. Lalu melenggang pergi. Menunggangi motor ninja merahnya dan pergi ke sekolah.

Jam masih sangat pagi, bahkan sekolah masih sangat-sangat sepi. Ia segera memarkirkan kendaraannya di tempat yang sudah di sediakan. Berjalan ke kelas dengan telinga tersumpal earphone yang memutar lagu dengan volume full.

Setibanya di kelas, ia segera duduk di kursinya, menelungkupkan kepalanya dan kembali menangis. Dalam tangisnya, ia mengutuk takdir hidupnya. Ia merasa dunia tidak adil pada dirinya. Tapi, bukan kah dunia memang seperti itu?

Ia begitu larut dalam tangisannya, hingga sebuah tepukan dibahunya membuatnya terkejut dan segera menghapus air matanya.

"Chan? Lo kenapa?" suara itu membuatnya menatap sosok besar berwajah khas orang asing.

"Gue gak papa kok John." ujarnya dengan akhiran senyum khas remaja berkulit sawo matang itu.

"Haechan," remaja itu, Johnny, mengambil duduk disamping Haechan, "Gue liatin lo dari tadi nangis, lo ada masalah apa?" dengan lembut Johnny berkata demikian. Haechan menggelengkan kepalanya.

"Cum—"

"Ssttt… lo pasti mau bilang kemasukan debu kan? Chan, gue liat gimana lo masuk dari gerbang, duduk disini, dan nangis. Lo kalo ada masalah cerita Chan, gue sanggup jadi tempat lo cerita."

"Enggak, gue gada masalah kok. Santai aja elah."

"Gara-gara Mama sama Papa lo ya?" Haechan terdiam. Ia lupa jika orang tua mereka adalah teman. Sontak ia menggeleng, "Bukan kok." kelahnya.

Johnny yang sangat peka itu langsung memeluk temannya, mengelus kepala itu dengan lembut, "Lo udah ngelakuin yang terbaik selama ini. Lo boleh nangis Chan, nangis sepuas lo. Pukul gue sepuas lo, sampe semua emosi yang selama ini lo pendem keluar tuntas."

"Gu-gue, gue cape John,

Gue cape hidup gini, gue ngerasa jadi anak tiri. Yang apa-apa gue lakuin sendiri, nyokap-bokap cuma gedein gue. Ngasih duit ke gue dan udah cuma gitu doang.

Gue sakit liat adek gue yang diperlakuin kaya pangeran. Dapet bekal, tambahan uang jajan, dimasukin les sana-sini, dia hobby nembak di bolehin.

Sementara gue, gue enggak pernah dimasukin les manapun, belajar ya belajar sendiri. Uang jajan aja ngepas buat tiga hari. Gue ngedance aja dianggep dosa. Gue pingen kaya adek gue." pecah sudah tangisan Haechan dalam pelukan hangat seorang Johnny, remaja berkebangsaan Indonesia-Chicago.

[✓] ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang