[GXG] - Blackpink

19.6K 221 18
                                    

Tittle : Punishment
Cast  :
    - Kim Jennie Blackpink— Submissive
    - Park Roseanne Blackpink — Dominant

Hanya fantasi author. Jangan di bawa terlalu serius. Hanya untuk hiburan.

*yang merasa jijik, silahkan skip.

.
.
.
.

"Jennie-yaa…" suara Rose menggema di dapur. Wanita pekerja kantor itu sedang merindukan submissive-nya

"Ne Eonnie? Mworago?" Jennie segera menyelesaikan membasuh tangannya. Mengeringkannya dengan kain lap.

"Bogoshipo~" Rose memeluk Jennie dari belakang, tangan kanannya meremas payudara Jennie dan tangan kirinya menelusup ke dalam hotpants Jennie.

"Ugh… Eonnie~"

"Ke kamar lah segera Jennie-ya." titah Rose. Jennie hanya mengangguk. Rose menuju lemari pendingin dan mengambil es batu yang telah ia siapkan beberapa hari yang lalu. Kemudian menyusul Jennie yang sudah di kamarnya.

"Eonnie, ada apa?"

"Mengangkang lah yang lebar, dan lepaskan hotpantsmu." Jennie menurut, melepaskan hotpantsnya dan segera mengangkang. Menunjukkan vaginanya yang merah.

Rose segera menunduk, menjilat vagina kering punya Jennie.

"Nghh Eo-Eonnieee~" Jennie merasakan hisapan dan sapuan lidah hangat Rose pada klirotisnya. Kakinya bertumpu pada bahu Rose.

Rose meraba perut Jennie dengan sensual, kemudian meremas payudara Jennie. Membuat desahan Jennie semakin menjadi. Setelah di rasa cukup becek karena cairan yang keluar akibat rangsangan itu, Rose mengambil es batu yang ia bawa dan langsung memasukkannya ke dalam vagina Jennie.

"Eonnie~ i-ini dinginghh…" Rose menggerakkan es batu tersebut secara perlahan. Tangannya yang lainnya menyingkap pakaian dan bra Jennie. Kemudian memilin nipple Jennie dengan pelan.

"Ah~ arhmm… hhh hahhh… Eonhhnieee~" terlihat sekali jika Jennie menikmati permainan itu.

"Kau suka?" Jennie mengangguk.

"Yeah Eonniehhh…" tubuh Jennie semakin melemas. Rangsangan yang Rose berikan terlalu nikmat.

"Kau ingin keluar tidak?" Jennie mengangguk lagi, "Aku tidak akan mengabulkan permintaanmu Jennie-ya, dua hari kedepan kau harus selalu memasukkan es batu yang telah kusiapkan. Jika itu mencair, ganti dengan baru dan yang sudah cair bekukan lagi." Rose menghentikan kegiatannya untuk menggerakkan es batu itu keluar masuk.

"A-apa Eonnie?" Rose mengangguk.

"Tidak perlu kuulangi bukan?" Jennie mengangguk, "Masukkan hingga habis dilahap vagina becekmu. Nanti kita bermain lagi. Ingat apa perintahku, lakukan dan jangan sampai itu keluar dari vaginamu. Jika tidak, fucking machine akan menghancurkan vagina dan pantatmu." Jennie hanya mengangguk pasrah.

Kemudian Rose meninggalkannya sendirian dan Jennie melakukan apa perintah Mommy Sugarnya. Memasukkan es batu yang Rose siapkan ke dalam vaginanga dan beraktifitas seperti biasanya.

Meski sebenarnya ia sibuk menggerakkan es batu itu keluar masuk karena rasanya candu. Es batu telah mencair semua. Jennie panik karena es batunya tidak segera membeku. Ia berinisiatif untuk menggunakan es batu kotak yang ada di wadahnya. Memasukkannya ke dalam vaginanya sebanyak 4 biji dan menikmati sensasi dingin yang hadir.

Hingga es batu itu habis. Ia segera mencari apapun yang bisa ia masukkan kedalam vaginannya. Hingga tongkat baseball dari besi menancap pada vaginanya.

"Ughhh… nikmathhh…" vagina Jennie meremas tongkat itu. Rasanya dingin, keras, dan penuh. Ia terlalu fokus pada tongkat itu hingga tak menyadari Rose sudah berada di rumah.

"Jennie?" Jennie tentu terkejut karena Rose pulang lebih cepat dari biasanya.

"Eo-Eonnie, maaf. Es batu yang kau siapkan sudah habis." Jennie segera mencabut tongkat itu. Membuat cairan semi lendir itu menjuntai.

"Ah begitu…" Rose mengangguk, "Apa kau jadi maniak sexs Jennie-ya? Hanya karena es batu?" Jennie mengangguk ragu.

"Mungkin Eonnie." Rose mendekat, mengelus pipi Jennie pelan.

"Tiduran di atas meja." titahnya. Kemudian melucuti semua pakaian Jennie hingga Jennie full naked.

Jennie segera berbaring di atas meja. Tangannya diikat kuat oleh Rose menyilang pada kaki meja. Rose mengambil dick vibrator yang selalu ada dimana-mana. Kemudian memasukkannya pada vagina Jennie dan menyalakannya pada level max. Ia melenggang pergi mengambil fucking machine doublenya dan tak lupa mengambil tabung pompa hisap susu sapi.

Ia berniat menghabisi cairan yang ada di tubuh Jennie. Memposisikan fucking machine dan menguncinya pada meja agar tidak bergeser.

"Kau harus dihukum sayang." Rose memasukkan dua dildo besar fucking machinenya pada vagina dan pantat Jennie. Membuat Jennie mengerang sakit karena vaginanya di isi dua sexs toy dan anusnya di isi dildo lebih besar dari vaginanya.

Rose menyalakannya pada kecepatan turbo tanpa aba-aba. Benar-benar menghancurkan dua lubang Jennie.

Ia mengaturnya untuk bergerak bergantian selama 10 menit dan bersamaan selama 15 menit. Dan menyalakan sensor orgasme agar Jennie tersiksa.

Memasangkan pompa hisap susu sapi ke payudara Jennie dan melakbannya agar tidak lepas. Kemudian melepas dalamannya sendiri dan menyumpalkannya pada mulut Jennie dan juga melakbannya.

"Bertahanlah selama empat hari. Aku harus pergi ke seminar kantor." ujar Rose yang mendapatkan gelengan kuat dari Jennie. Rose tidak peduli, ia menyalakan pompa hisap itu pada kecepatan maximal membuat nipple Jennie mencuat dan mengeluarkan susunya.

Rose meninggalkan Jennie dan mengganti pakaianny serta mengemas beberapa pakaian formalnya.

"Selamat tinggal sayang. Nikmati empat harimu yang menyenangkan yaa…"

"MMGHHH!!!"

.
.
.
.

Punishment, END!

Maaf kalo ada typo-typo
Jangan lupa tinggalkan jejaknya yaaa

Malang, 5 Juli 2021

[✓] ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang