STORY 15
Jonathan yang biasa dipanggil Jojo sejak kecil harus hidup dalam identitas palsu sebagai seorang 'anak cowok' karena keadaan yang menekannya. Gadis itu bersembunyi di balik penampilan cogan yang di sukai banyak gadis.
Ia tidak akan pernah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dia cinta banget sama lo Der, saat dimana lo ketemu dia di SMP dulu, dia udah suka sama lo. Bukannya bagus kalau lo bisa jadian sama dia, kalau gitu kan lo gak perlu lagi pura-pura homo, lo bisa kenalin dia ke orangtua lo."
"Cukup! Lo udah nyebat lima batang, boy!" Subandi merampas korek yang akan gue pakai buat nyalain rokok. "Udah lama lo berenti rokok kan? Kenapa sekarang lo balik ngerokok lagi, lo yang bilang ngerokok bikin cepet mati, lah kenapa sekarang lo yang pengen cepet mati? Baru kemarin lo mau jadi duta anti rokok!" Oceh Subandi yang memantul tanpa masuk ke otak gue.
Pikiran gue lagi nggak bisa diajak menerima nasihat untuk saat ini. Mungkin karena saking terbiasanya untuk dilatih jadi anak cowok yang nggak boleh nangis sejak kecil, gue jadi nggak bisa mengekspresikan rasa sedih gue bahkan untuk sekedar menangis.
Ucapan terakhir yang gue katakan ke Dera di kamar tadi menjadi penyebab kacaunya diri gue yang sekarang. Menjadikan rokok dan minuman sebagai pelarian, berpikir itu bisa menghilangkan sesak di dada gue yang justru pada kenyataannya semakin gue berusaha melupakan, justru itu makin menekan dada gue.
Subandi menarik sebatang rokok dari bibir gue. Dia duduk di samping gue, memperhatikan wajah gue yang sejak tadi linglung, duduk sendirian di saat teman cowok gue yang lain turun clubbingnyari cewek-cewek seksi.
