STORY 15
Jonathan yang biasa dipanggil Jojo sejak kecil harus hidup dalam identitas palsu sebagai seorang 'anak cowok' karena keadaan yang menekannya. Gadis itu bersembunyi di balik penampilan cogan yang di sukai banyak gadis.
Ia tidak akan pernah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ada yang patah tapi bukan tusuk sate. Gue selalu bertanya kapan gue bisa bebas suka cowok yang gue mau, kapan gue bisa ngerasain jatuh hati sama seorang cowok layaknya gadis normal, tapi malam ini, gue sadar, belum saatnya gue untuk itu.
Ada janji yang harus gue pegang, gue nggak boleh hancurin orangtua gue. Mereka berbohong sejauh ini buat hidup yang nyaman. Kalaupun gue jujur ke Dera kalau gue ini seorang cewek, apa respon dia masih akan biasa aja, menganggap gue teman biasa, oh atau justru kemungkinan terburuknya dia geli, jijik, menjauh.
Nggak, gue nggak mau hal itu terjadi. Ada baiknya gue menutup rapat identitas gue. Lagian, gue ini kan anak teknik, bukan cuma jago ngedesain bangunan.
Teknik mencintai dalam diam pun kayaknya bakal jadi salah satu keahlian gue. Maybe.
Sampai gue lupa sendiri sama perasaan gue ke Dera. Bisa aja kan itu cuma sekedar cinta-cintaan monyet, ya walau ini udah telat banget gue ngalaminnya, masa puber gue kayaknya ketertarikan sama lawan jenis cuma sekedar kagum bukan yang sampai ngerasa gue pengen memiliki tuh orang. Tapi kalau dengan Dera, naik satu level, gue pengen terus dekat sama dia gini. Kayak candu aja lihat nih orang senyum, paham nggak?
Karena sadar akan hal itu, satu-satunya cara biar tetap dekat sama dia ya cuma itu, tetap jadi teman cowoknya.
Clap! Clap! Clap!
Dera bertepuk tangan ketika gue selesai menyanyikan lagi, gue berdiri mengembalikan gitar ke pengamen, gak lupa ngasih uang dua ribu ke abangnya. Kalau lebih gue gak mampu.
"Gimana? Keren nggak?" gue menyeruput minuman soda yang tadi Dera beliin.
Dera mengangkat jempolnya. "keren, pasti banyak cewek yang suka sama kamu Jo. Ngomong-ngomong kamu beneran nggak ada pacar nih?"
"Yoi. Ngapain pacaran Der? Duit jajan buat diri sendiri aja nggak cukup, gimana mau jajanin anak orang. Yekan?" ucap gue seraya menaik turunkan alis.
"Bener sih Jo, kita sebagai cowok harus lebih dulu mapan sebelum ngajak pacaran anak orang."
"Makanya Der, lo kalau ada lowongan kerja kasih tahu gue ya, mayan kan buat tambahan uang jajan gue. Gak enak juga gue kalau harus bergantung ke lo gini."
