♀️Cukup ♂️

19.3K 5.5K 1.4K
                                    

⏯️ You are still the one

Hayii, boleh absennya dulu? Mau tau seberapa banyak yang stay sampai cerita ini mau tamat hihiw

Thanku lohh...

Hasilnya zonk!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hasilnya zonk!

Padahal gue beneran udah bertekad mau jujur ke dia. Tapi melihat dari reaksi Dera saat ini gue malah mikir mungkin dia emang belum sesiap itu buat nerima fakta kalau gue cewek tulen.

Gue memasang muka gusar. "Der, lo nggak pengen apa punya pacar cewek? Ya nggak usah mikir phobia dulu deh, misal lo ketemu sama cewek yang gak bikin lo phobia sama dia, masa sih lo lebih milih sama cowok daripada sama cewek?" nafas gue sampai ketahan pas ngomong gini. Dera mencuci tangannya kemudian mengeringkan tangannya dengan kaos yang dia pakai.

Dera memegang kepala gue dengan satu tangannya. Wajahnya memancarkan raut kuatir yang gue bisa pahami."Gini ya Jo, saya bukannya nggak mau pacaran sama cewek, tapi kalau saya nyamannya sama kamu masa saya harus cari kenyamanan sama cewek lain lagi sih? Nggak munafik, saya juga tahu hubungan kita ini salah tapi apa itu yang harus membuat saya harus menjalin hubungan dengan cewek yang nggak membuat saya phobia padahal saya tahu tertariknya sama kamu."

Dera belum selesai dengan ucapannya."Menyedihkan melihat orang-orang di luar sana yang memutuskan menikah hanya untuk menutupi rasa suka mereka ke sesama jenisnya."

"Tapi lebih mengerikan kita Der."

Gue kelepasan ngomong, terlambat sadar kalau ucapan gue pasti melukai hati Dera.

Meski begitu, Dera masih bisa menarik senyumnya, memegang pipi gue, menatap mata gue penuh sayang. "Buat saya, cinta ya cinta, saya tahu mungkin kamu sejak awal merasa berat dengan hubungan kita karena kamu pikir  suatu hari saya akan menyesal bersama kamu, tapi satu hal yang perlu kamu tahu Jo, kamu cukup buat saya. Sekalipun kamu dalam raga seorang cowok, saya sudah bisa menerima itu. Jangan tekan diri kamu sendiri untuk menjadi pasangan yang pantas untuk berjalan di samping saya."

"Tapi..."

"Saya yang lebih tahu perasaan saya, bagi saya kamu cukup dan nggak berharap menjatuhkan hati saya lagi dengan orang lain."

Gue melepaskan tangan dia yang ada di pipi gue.

"Gini ya Der, mungkin lo nggak akan percaya ini dengan cepat, tapi gue mau ngomong sesuatu ke lo." gue berusaha meredam emosi. "Tapi besok aja deh habis dari aula, gue mau ngomong semuanya ke lo. Sekarang gak dulu, mood gue lagi nggak bagus."

Gue ninggalin dapur dalam perasaan dongkol. Gue tahu niat Dera baik tapi dia terlalu berpositif thinking dalam hal ini.

♂️

My Handsome Girlfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang