♀️Story ♂️

18.4K 5.6K 2.3K
                                    

🎶 RUNTUH-FEBI PUTRI

Anyonng yerobun, kangen nih udah lama nggak up, kalian kangen gak?

Gimana kabarnya?

Yuk absen dulu biar tau seberapa banyak yang masih nunggu cerita ini 💛

Gue masih berbaring di atas sofa sampai tengah hari, semalam nggak bisa tidur cepat, jatuhnya malah ngegalau dulu sambil nyetel musik sad, alay banget gak tuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue masih berbaring di atas sofa sampai tengah hari, semalam nggak bisa tidur cepat, jatuhnya malah ngegalau dulu sambil nyetel musik sad, alay banget gak tuh. Gue kira dulunya mereka yang patah hati itu manusia alay yang euwh banget apa-apa di bikin melow, dan ternyata karma begitu cepat terjadi, sekarang gue termasuk dalam jajaran bocah alay itu. Mending mereka galau karena putus, lah gue belum juga memiliki sudah galau duluan.

"Woy Jo!"

Kaget saat tiba-tiba kepala Lukman muncul di atas wajah gue. Dia berdiri di belakang sofa yang gue pake tidur.

"Elah lo Man, bikin ilang ngantuk gue aja." gue kembali menutupi wajah dengan tangan.

Gue kira Lukman langsung pergi, eh tapi dia malah datang duduk di sofa yang gue pake bobo, itu kan tempat kaki gue.

Karena kesal, gue menendang pelan pahanya. "Lukman minggir dulu kek, gue pengen lurusin kaki. Ck!"

"Dih ngapain sih lo tiduran di sofa, udah siang bukannya beberes asrama kek, malah enak-enakan tidur, lupa lo biaya lo di sini kita yang nanggung?"

Gue nyingkirin tangan dari wajah gue pas tahu ada Juan juga.

Gue langsung ambil mode duduk bersiap menumpahkan berbagai kicauan tidak sopan, namun saat melihat ke arah kaki gue tadi, ternyata bukan Lukman yang duduk di sana melainkan Dera.

Anjir banget!

Secepat mungkin gue nurunin kaki gue dari sofa. "Sorry, bro," ucap gue singkat tanpa melihat ke muka dia.

"Emh." gumamnya, dingin, cuek.

Pas gue napakin kaki ke lantai, gue baru sadar kalau ada tempelan handsaplas di tumit gue yang lecet. Pasti Lukman.

Mata gue kini beralih ke Juan yang sudah lama nggak nyari ribut sama gue. Tapi ada yang aneh dengan penampilan dia siang ini, rambutnya diwarnain kuning tua.

Melihat rambut barunya, gue serasa nemu harta karun alias bahan buat ledekin dia.

"Mau jadi cabe-cabean dimana bang? Gonjreng amat rambutnya, targetnya pasti tante-tante girang bergincu emas ya?"

My Handsome Girlfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang