You - 31

3.9K 443 94
                                    

Hari sudah semakin sore saat itu, dan andin serta al masih bertahan dirumah sakit menunggui roy. Sedari tadi sosok rosa tak pernah keluar, namun beruntunglah rosa tak menolak setiap kiriman makanan yang al titip pada rendi.

Al melirik andin yang tengah memainkan ponselnya, tak tega juga karena seharian ini andin menemani al dirumah sakit.

"Kita pulang." Ajak al yang tau tau sudah berdiri.
Andin mengangkat wajahnya dan menatap al dengan kerutan di dahinya.

"Pulang? Kasian mamah dong mas jaga sendirian." Andin semakin mengkerutkan dahinya karena ajakan al ini.

Ya walaupun mereka hanya bisa menunggu di depan ruangan roy, setidaknya al bisa bertindak cepat ketika roy atau mamah sedang membutuhkan sesuatu. Seperti tadi ketika roy membutuhkan obat obatan dan kebetulan obat itu sedang kosong dirumah sakit ini, al segera dengan cepat mencari obat itu karena rendi pun ijin pulang tadi.

"Ga apa-apa, saya sudah minta rendi untuk kemari." Al masih berdiri, ia mengulurkan tangannya pada andin namun isterinya itu tak mau menerima uluran tangannya.

"Engga mas, aku ga tega ninggalin mamah." Tolak andin dengan gelengan kepalanya.

Al menggaruk dahinya serta berdecak sebal dengan sikap andin.

"Ayo andin, kamu harus jaga kesehatan. Saya ga mau kamu sakit." Al sedikit berbicara dengan tegas, karena andin masih saja keras kepala.

"Mas."

"Tapi mas."

"Andin, dengerin suami kalo ngomong. Ayoo." Ajak al kembali mengulurkan tangannya.

Andin menatap tangan al dengan ragu, dan ketika menatap wajah al lagi andin tau suaminya itu tengah marah saat ini.

Andin mengalah, ia menerima uluran tangan al serta berdiri dari tempat duduknya.
Dengan menggandeng tangan sang isteri al meninggalkan tempat itu. Ia membawa andin ke area parkiran dan membukakan pintu mobil untuk andin lebih dulu.
Setelah nya bergegas al berlari kecil dan masuk ke kursi kemudi.

Sebelum al meninggalkan rumah sakit, ia menghubungi rendi lebih dulu dan meminta tolong pada rendi agar menemani sang ibu di rumah sakit sementara ia dan andin pulang ke apartement mereka.

Sepulang mereka dari rumah sakit al menjadi pendiam. Andin tau bagaimana kalutnya al saat ini, maka dari itu andin berusaha tak banyak berbicara ataupun bertanya pada al.
Bahkan andin sengaja tidur lebih awal setelah ia membersihkan tubuhnya dan menyisakan al yang terlihat tengah duduk di kursi kerjanya.

Setengah jam berlalu, al yang merasa andin sudah tertidur diam diam mengambil jaket serta kunci mobilnya.
Ia tidak tenang meninggalkan sang ibu dirumah sakit, maka dari itu al memutuskan untuk pergi kerumah sakit lagi tanpa andin yang ia biarkan tidur di apartement mereka.

"Maafin saya ndin, saya ga mau kamu sakit." Bisik al menatap andin yang begitu lelap dalam tidurnya.

Perlahan lahan al berjalan menuju luar kamar, dan setelah itu ia bergegas pergi meninggalkan apartement mereka dan menuju rumah sakit.

***

Pukul 7 pagi, al terlihat tertidur di kursi ruang tunggh yang ada di depan ruang inap roy.
Rosa telah berdiri di depan putra nya itu, rasanya tak tega melihat al yang ia tau semalaman menemani nya dirumah sakit walaupun al tak berani untuk masuk dan memilih menunggu di depan lorong.

"Al." Panggil rosa pelan.

Al perlahan membuka matanya, ia menegakkan tubuhnya saat melihat kehadiran rosa di hadapannya. "Kenapa mah? Roy baik baik saja kan?" Tanya al yang terlihat cemas.

You (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang