You - 09

3.6K 346 37
                                    

Al baru saja selesai menjalankan ritual membersihkan badannya dan kini pria bertubuh tinggi itu tengah menyisiri rambutnya yang wajib dan harus selalu rapih setiap waktu.

Malam ini al mengenakan kaos berkerah berwarna putih serta celana pendek berwarna cream. Tentu saja ketampanan al akan bertambah 10 kali lipat dengan dandanan casualnya itu.

Setelah dirasanya semua telah rapih al bergegas turun menuju lantai satu dimana ruang makan keluarganya berada. Sang ibu sudah memberi tahunya tadi bahwa roy juga sudah dijalan, dan seharusnya saat ini adik satu satunya itupun sudah tiba dirumah mereka.

"Nah itu dia abangnya roy udah turun."

Rosa mengatakan itu pada sosok wanita yang duduk di sisinya itu.
Mata roy sarah dan andin langsung tertuju pada pria tampan yang terlihat begitu segar dan menggoda itu.

Al pun sedikit terkejut, namun wajah al yang kaku dan data mampu menyembunyikan keterkejutannya itu. Ia tetap berjalan menuju meja makan dan duduk di sudut kursi kepala keluarga yang memang adalah tempatnya.

"Baru sampe roy?" Tanya al sekedar berbasa basi.

"Iya bang, fresh banget lo abis mandi?" Tanya roy memukul lengan al seperti kebiasaannya.

"Ya iyalah emang gw lo, yang jarang mandi." Balas al dengan nada datarnya.

"Ya ellah bang ga usah ngomong gitu di depan andin dong ah." Kesal roy sebari melik andin yang hanya diam saja.

"Ssstt kalian itu ribut terus ya, malu dong ada andin." Lerai rosa menggelengkan kepalanya setiap melihat tingkah kedua putranya.

"Oh ya al, ternyata andin ini pacarnya roy loh. Dia juga yang pernah nyelamatin kamu di kantor waktu itu kan?" Tanya rosa pada al.

"Iya mah." Jawab al singkat.

"Wahhh mamah pikir andin ini pacar kamu al. Eehh ternyata malah sama adek kamu." Ucap rosa di ikuti kekehan pelannya. "Tapi gak apa-apa sama roy juga kok." Lanjut rosa lagi.

"Tante maaf, aku sama roy belum pacaran kok. Kami baru deket aja." Andin segera meralat ucapan rosa, entah mengapa ia tidak mau ada kesalahpahaman nanti kedepannya.

"Calon mah." Ucap roy pada sang ibu.

"Pokoknya mamah doakan semoga andin ini jodoh kamu ya roy. Mamah suka sama dia." Ujar rosa yang sepertinya sangat menyukai andin.

"Jadi kita tidak makan?"

Al tiba tiba mengeluarkan suaranya dan tentu saja membuat rosa menggelengkan kepalanya. Anak sulungnya ini memang tidak suka berbasa basi.

"Iya iya kita makan," Ujar rosa dengan cepat. Ia tidak mau merusak mood al yang sudah rela meluangkan waktunya untuk makan malam bersamanya. "Nanti kita lanjut ngobrolnya ya ndin." Bisik rosa pada andin.

Lalu rosa segera mendekat ke arah al, ia segera mengambilkan putranya itu nasi serta lauk pauknya.
Andin memperhatikan itu semua dan entah pikiran dari mana andin justeru membayangkan bahwa dirinya lah yang saat ini tengah melayani al.

"Ndin boleh minta ayam." Roy berujar pada andin sebari menyodorkan piringnya.

Namun andin yang masih larut dalam hayalannya justru tak mendengar ucapan dari roy.

"Ndin are you okay?" Tanya rosa menyentuh lengan andin.

"Ahh ia tante maaf kenapa?" Tanya andin sedikit gelagap.

Al yang melihat tingkah andin hanya meliriknya sejenak dan menggelengkan kepalanya sebelum ia kembali menikmati makanannya.

"Boleh tolong ayam." Pinta roy mengulang ucapannya.

You (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang