You - 27

5K 449 51
                                    

Setelah melihat lihat lahan kosong itu, al lalu mengajak andin untuk kembali ke apartmenynya.

Namun belum jauh al menyetir mobilnya andin mengeluh ingin pipis.

"Masih bisa tahan ga? Kita cari super market terdekat ya." Ujar al pada andin.

Memang lahan al ini cukup jauh dari pusat perbelanjaan, dan juga rumah warga sekitar pun sangat jarang di temui.

"Mas di warung itu aja, pasti ada toiletnya." Ujar andin yang sudah tak bisa menahan cairan yang hendak keluar dari tubuhnya.

Al terpaksa menepikan mobil mewahnya di dekat warung tersebut, lalu andin bergegas turun serta berlari lebih dulu.

"Andin hati hati." Teriak al yang sedikit ngeri melihat andin berlari.

Sebelum turun al mengambil tisu, karena ia sangat yakin andin akan membutuhkannya.
Setelah itu al menyusul andin yang rupanya sudah masuk ke dalam toilet.

"Ndin.." Teriak al memastikan bahwa benar andin yang ada di dalam.

"Iya mas, sebentar." Balas andin dari dalam. Al menunggu andin di depan pintu toilet dengan begitu sabarnya.

"Mas..!" Teriak andin tiba tiba.

"Kenapa?"

"Aku butuh tisu, boleh tolongin aku?" Tanya andin. Al sudah menebak itu karena ia memang sudah mengamati kebiasaan andin yang selalu membawa tisu ketika ke toilet.

"Ini sudah saya bawakan." Jawab al.

Andin membuka sedikit pintu toilet dan mengulurkan tangannya ke arah al yang segera menyerahkan tisunya.

"Makasih sayangku, aku cinta banget sama kamu." Teriak andin yang sudah kembali menutup pintu toiletnya.

Al kembali menunggu hingga akhirnyaa andin keluar. Ia melebarkan senyumannya pada al yang memasang wajah datarnya saja.

"Udah?" Tanya al yang di angguki oleh andin.

Duar....

Bunyi petir yang tiba tiba membuat andin melompat terkejut dan memeluk tubuh al dengan sangat eratnya.

"Mas takut." Ujar andin dengan sedikit gemetar, karena memang ia sangat takut dengan petir.

"Sssttt ssstt ga apa apa ada saya kok." Balas al mengelus punggung sang isteri.

Al menatap langit yang sangat gelap, lalu ia pun segera mengajak andin untuk masuk ke dalam mobil.
Al mulai menyalakan mobilnya namun sayang mobil mewah tersebut tidak mau menyala.

"Kenapa mas?" Tanya andin yang masih ketakutan karena suara petir.

"Sepertinya mesin nya rusak." Ujar al yang terlihat kesal.

"Mas aku takut." Ucap andin lagi. Ia merangkul lengan al dan bersembunyi di dalam dada al.

Al sejenak mengelus puncak kepala andin, ia pun melirik ke sebuah warung sederhana.
Ia tidak mungkin berdiam di dalam mobil bersama andin hingga al mengajak andin untuk turun dan berdiam di warung tersebut.

"Kita numpang disana dulu aja ya." Ajak al pada andin yang hanya mengangguk saja.
Al melepaskan pelukan andin sejenak, lalu ia mengeluarkan payung yang ada di mobilnya.

Al lebih dulu turun dan barulah ia mengajak andin untuk turun juga. Dengan memeluk al, keduanya berjalan menuju warung sederhana tersebut.

"Bu kami numpang berteduh boleh?" Tanya al pada penjaga warung yang adalah seorang ibu ibu.

You (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang