You - 25

5.7K 449 47
                                    


Warning benerann...!!
Dosa bareng2 kita ya. Haha

Al menatap andin semakin dalam, ia menarik tubuh isterinya itu ke dalam dekapannya.

"Saya mencintai kamu ndin, tolong terus di sisi saya ya." Pinta al mencium rambut andin dengan penuh kasih sayang.

"Iya mas, aku akan selalu di samping kamu dalam keadaan apapun kita." Jawab andin semakin mengeratkan pelukannya. Andin mencium bahu al dengan begitu lembutnya seolah andin ingin mengirimkan kekuatan untuk suaminya ini.

Al tersenyum pada andin, lalu ia pun teringat akan rencana lainnya. "Kita ke suatu tempat dulu ya." Ajak al yang terlihat mulai tenang

"Iya sayang."

Al melajukan mobilnya dan selama perjalanan andin pun tak banyak berbicara. Ia membiarkan al untuk merasakan ketengan dulu untuk sejenak.

"Kok kita ke mall mas?" Tanya andin ketika al memarkirkan mobilnya di sebuah mall besar.

"Ada yang mau saya beli."

Al segers melepaskan seatbeltnya ia turun lebih dulu dari mobil lalu bergegas membuka pintu mobil untuk istrinya.

"Yuk." Ajak al lalu menautkan jari jarinya dengan andin.

Sungguh andin sangat bahagia, ia benar benar bisa merasakan bagaimana cintanya al pada dirinya. Walaupun suaminya ini memang tidak romantis, namun al selalu punya cara untuk membuat andin jatuh cinta setiap harinya pada al.

Pria itu terus menuntun andin, hingga keduanya masuk ke dalam sebuah toko perhiasan.
Andin mengkerutkan dahinya, "kamu mau beli apa mas?" Tanya andin pelan.

"Saya mau ambil pesanan cincin nikah kita." Jawab al. Andin terkejut, bahkan andin saja tidak terpikirkan dengan hal satu itu, namun lihatlah suami kakunya ini justeru ingat dengan sebuah benda yang menandakan status mereka saat ini.

Andin hanya diam saja ketika al meminta cincin pesanannya, lalu seorang petugas datang menghampiri mereka dan membawa satu kotak berwarna merah.

"Ini untuk pesanannya pak al." Ujar nya menyerahkan kota tersebut ke tangan al.

Al menerimanya dengan tidak sabar, lalu  pria itu membuka kota berwarna merah tersebut.

Andin menatap kotak berisi dua buah cincin itu. Memang tidak ada ukiran ataupun hal unik dalam cincin itu, namun yang membuat andin terharu adalah karena al yang ia anggap kaku rupanya bisa memikirkan sampai hal yang sekecil itu untuk andin.

"Maaf saya ga pandai memilih cincin yang bagus, atau kamu mau ganti?" Tanya al ketika mendapati andin hanya terdiam saja.

Akhrinya andin menggelengkan kepalanya, ia menatap suaminya itu dengan senyuman yang sangat tulus.

"Pakein.." Manja andin mengulurkan tangan kanannya.

Al tersenyum tipis, lalu ia mengambil satu cincin yang berukurn kecil lalu memasangkannya di jemari andin.

"Pas banget mas." Kagum andin karena cincin yang melingkar di jari manis nya saat ini begitu pas.

Lalu andin dengan bersemangatnya mengambil cincin yang berukuran lebih besar. Ia memasangkan cincin itu pada jari manis al lalu untuk pertama kalinya andin mencium tangan al sebagai suaminya.

"Terimakasih suamiku." Bisik andin melirik al dengan tatapan teduhnya. Al mengelus puncak kepala andin dengan begitu lembutnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang