You - 43

3.9K 452 67
                                    

Pagi ini rendi menggantikan al untuk bertemu dengan pak surya selaku pimpinan utaman perusahaan syahputra. Setelah kemarin al tak bisa mengikuti meeting bersama surya maka meeting tersebut memamg di re schedule kembali.

Namun karena melihat kondisi al yang saat ini tengah berada dirumah sakit maka rendi lah sebagai orang kepercayaan al yang menggantikan pria tersebut.

"Selamat pagi pak surya," Rendi dengan sopannya menyalami surya yang saat itu datang bersama sarah dan juga assistennya.

"Pagi pak rendi, bagaimana kabarnya?" Tanya pak surya dengan ramahnya.

"Saya baik pak."

"Oh iya, diamana pak aldebarannya? Katanya beliau yang mau bertemu saya?"  Tanya pak surya seolah mencari sosok aldebaran.

Memang selama ini pak surya hanya mengenali rendi, karena dari awal kerja sama pria itu lah yang selalu di temui oleh surya. Namun kemarin saat al mengetahui surya adalah ayah andin maka pria itu berniat untuk bertemu secara langsung dengan surya, dan hal itu tentunya di sambut baik oleh surya yang cukup penasaran dengan sosok aldebaran.

"Pak al sedang ada urusan mendesak, maka mohon maaf saya yang akan meeting bersama bapak dan ibu." Jelas rendi dengan begitu luwesnya.

"Ohh begitu ya, ga masalah pak rendi. Mari kita bisa mulai.." Ajak pak surya kemudian.

Lalu rendi mulai menjelaskan point point yang memang menjadi pembahasan kedua perusahaan mereka. Dan tentu saja surya tidak pernah kecewa dengan Pt. Aldebaran karena ia sudah sangat tau bagaimana baiknya hasil kerja dari perusahaan tersebut. 

Sedang dirumah sakit, andin terlihat masih setia di depan ruang ICU menantikan sang suami.
Operasi al memang berhasil, namun dokter menjelaskan hahwa peluru sempat mengenai salah satu bagian syaraf di tubuh al hingga pria itu masih belum sadarkan diri sampai saat ini atau bisa dikatakan al dalam kondisi koma.

Hancur? Tentu saja andin sangat hancur mengetahui kondisi suaminya itu. Namun dalam ketakutan nya andin juga mencoba meyakinkan diri nya bahwa sang suami akan bangun dan akan kembali lagi padanya.
Al adalah pria kuat, dan pria itu sudah berjanji akan menjagai andin. Maka al harus bangun dan ia harus menepati janjinya itu.

Andin merasakan sebuah remasan di tangannya, ia melirik ke sisi kanannya dan didapatinya om irvan yang kini ada duduk di sisinya.

"Makan,"

Om irvan menyerahkan sebuah papper bag berisi makanan yang sempat ia beli di jalan tadi.
Andin menggeleng lemah, lalu ia kembali menundukkan kepalanya.

Hati irvan begitu teriris melihat kondisi andin saat ini, ia sadar betapa besarnya cinta andin pada al hingga keponakannya ini begitu takut kehilangan al.
Ia mengelus rambut andin dengan sangat lembutnya, bahkan mata irvan terasa sangat panas saat itu.

"Mas al akan bangun kan om?" Tanya andin tiba tiba. Ia masih menundukkan kepalanya namun irvan tau andin kembali menangis. Dan hal itu yang selalu terjadi sedari kemarin.

irvan tak berani menjawab, ia pun tidak tau apakah al akan kembali terbangun sedang dokter mengatakan kondisi al sangat lah rumit. Bahkan dokter telah memberikan jawaban bahwa kesembuhan al hanyalah beberapa persen saja.
Namun irvan tak mengatakan itu, ia memilih menyembunyikan itu dari andin karena ia tidak mau andin akan semakin terpuruk, ia tidak mau andin akan kehilangan semangat hidupnya jika mengatahui bahwa al bisa kapan saja menghembuskan nafas terakhirnya.

"Dia janji akan jagain aku om." Isak andin menyeka air matanya. 

"Ssstt andin.."

Irvan menarik tubuh andin dan memeluk keponakannya itu. "Al akan baik baik saja ya ndin, dia pria kuat.." Ujar irvan berusaha menghibur andin yang hanya bisa menangisi sang suami.

You (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang