[Season 1] Keputusan

925 171 59
                                    

"Minho?"

Minho yang lagi baca buku benerin kacamatanya dan menoleh ke pintu. Kepala adik kembarnya melongok ke dalam.

"Kenapa, No?"

Rhino masuk ke kamar kakak kembarnya. Menaruh kedua tangan di pinggang. "Kok malah belajar sih?"

"Kenapa emangnya?" Minho malah tanya balik.

"Kan hari ini mau nagih jawaban sama Seungmin. Jangan bilang lo lupa."

"Enggak, gak lupa." Ucap Minho. Ngelanjutin baca buku yang sempet dia pegang tadi.

"Kan kita harusnya nemuin Seungmin sih. Masak lo malah belajar?"

"Mending lo aja deh yang nemuin dia. Soalnya yang bakal diterima itu lo."

Rhino ngernyit. "Lo tau darimana?"

"Kalo dia sampek gak nerima lo, bodoh sih kalo kata gue." Ucap Minho.

"Gue udah mikirin ini dari semalem. Gue suka sama Seungmin. Tapi apa yang gue kasih dan gue korbanin ke dia tuh gak sebesar lo. Lihat lo sekarang. Berubah kayak gini gara-gara siapa? Gara-gara Seungmin." Lanjutnya.

"Bokap yang nyuruh lo berubah dari jaman kapan aja lo cuekin. Giliran dia yang bilang kalo dia gak suka sama cowok nakal lo langsung ninggalin semuanya. Lo sadar gak, segede itu efek Kim Seungmin buat lo."

"Harusnya gue yang tau diri. Lo gak pernah bahagia kan? Bahagianya cuma sama mama. Giliran sama Seungmin masak mau gue rebut juga? Cukup Rhino. Dunia terlalu gak adil buat lo. Gue gak mau bikin kebahagiaan lo satu-satunya gue ambil juga."

"Bangsat! Kenapa tiba-tiba banyak debu di kamar lo sih!" Rhino mengucek kedua matanya. Pengen nangis, tapi malu di ejek kakaknya.

Minho ketawa. Berdiri dari tempat duduknya buat jalan nyamperin saudara kembarnya dan memeluknya. "Maafin gue kalo selama ini belum jadi kakak yang baik buat lo. Anggep aja ini salah satu cara yang gue lakuin buat bikin lo bahagia. Nanti gue cari, Kim Seungminnya gue sendiri."

"Tapi kalo ternyata yang diterima Seungmin itu lo, gimana Ho?"

Minho menggeleng. "Enggak, percaya aja firasat gue gak pernah salah."

Rhino menghembuskan nafasnya panjang-panjang. Melepaskan pelukan kakaknya. "Beneran gak ikut?"

Minho mengangguk mantap. "Bener. Ini pasti lo sekalian kencan kan kalo diterima?"

"Iya, tapi doain diterima ya. Gue gugup banget soalnya."

"Diterima pasti. Gak mungkin enggak. Ayo semangat!"

"Oke kalo gitu gue pergi dulu ya Ho." Ucap Rhino.

"Eh pakek mobil. Jangan pakek motor."

Rhino ngernyit. "Kenapa?"

"Ntar Seungminnya kedinginan. Lo gak nyadar apa kalo sekarang lagi musim dingin?"

"Oh iya." Rhino menepuk dahinya.

"Kakak, pinjem kunci mobil dong." Ucapnya

Minho mencebik. "Giliran gini aja baru manggil kakak. Biasanya juga Ho doang."

Rhino meringis.

"Kalo bener jadian, abis ini lo panggil gue kakak gak mau tau."

"Dih ngelunjak. Yaelah Ho, kakak beda lima menit doang."

"Tapi tetep aja gue kakak."

"Dih iya kakak, sekarang pinjem kunci dong. Adikmu ini mau kencan."

"Good boy." Minho menepuk kepala Rhino pelan. Jalan ke meja belajar buat ngasih kunci ke Rhino.

OH | 2Min Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang