1

2.1K 308 16
                                    

"Jangan sok kenal dan sok deket di sekolah! Inget, tuh!" bisik Ates pada Cheri dengan nada tegas dan ekspresi tak suka.

"Tanpa lo suruh gue juga nggak mau kenal lo di sekolah bahkan di mana pun," jawab Cheri tanpa berani menatap Ates.

Ates menaikkan sebelah alisnya. Cewek kerdil yang sok jual mahal, pikirnya.

"Kalau gitu ngapain lo terima perjodohan konyol ini?"

Cheri berdecak kesal. "Kalau nggak karena bokap lo, gue juga nggak sudi. Siapa yang mau punya tunangan cowok sombong yang sok berkuasa padahal cuma ngandelin uang ortu? Lo pikir semua orang nyembah dan tergila-gila sama lo?" Cheri mencibir setelah menyelesaikan luapan hatinya. Ketakutannya atas Ates lenyap karena lelah oleh tekanan dari mana-mana.

Tangan Ates mengepal kuat, rahangnya mengeras. "Awas aja lo jatuh cinta sama gue!"

"Nggak akan. Lo tenang aja. Mau lo hebat dan jadi pujaan cewek-cewek seantero sekolah kalau attitude lo nol, gue nggak akan tertarik apalagi jatuh cinta sama lo."

"Bagus kalau gitu. Pokoknya gue nggak mau terlibat apapun sama lo di sekolah. Gue mau nerima perjodohan ini karena terpaksa. Kalau gue udah bisa nyari duit sendiri, kita putus!"

"Kalau gitu cepet bisa nyari duit!" balas Cheri dengan nada ketus lalu menghentakkan kaki, masuk ke dalam rumah di mana keluarganya dan keluarga Ates berkumpul.

Ya, malam ini dia bertunangan dengan Ates - anak bos ayahnya. Semua dia lakukan demi ayahnya, pria yang merawatnya sejak bayi sendirian tanpa istri. Ibunya meninggal saat dia baru berumur 2 tahun. Mereka pasangan muda yang menikah setelah lulus kuliah, Danu masih berumur 21 tahun kala itu. Perjuangan Danu yang membesarkannya dengan penuh kasih sayang dan perjuangan membuatnya menerima pertunangan ini meski Danu tak memaksanya. Dia ingin jadi anak yang berbakti.
***

"Kenapa mukamu lesu?" tanya Danu setelah semua orang kembali pulang.

"Capek aja, Ayah. Aku seneng kok akhirnya bisa tunangan sama cowok yang Cheri suka."

"Ates anak yang baik, Ayah yakin dia bisa menyayangi dan menjagamu. Apalagi kalian satu sekolah."

"Iya, Yah. Aku tidur dulu, ya."

Cheri masuk ke dalam kamar duduk di pojok kasur. Mengambil napas panjang dan menghela perlahan. Dia sedih harus membohongi ayahnya tapi dengan ini ayahnya bisa tetap bekerja di kantor. Dia ingat bagaimana orang tua Ates mendatanginya.

"Cheri, duduklah!"

"Iya, Pak."

"Kamu pasti bertanya-tanya kenapa aku manggil kamu. Kamu nggak bilang ayahmu, kan?"

Cheri menggeleng, tangannya meremas ujung roknya. Dia mengamati Aslan Bozkurt -bos ayahnya lalu Vani Lamiya -istri Aslan yang tersenyum padanya.

Cheri terperanjat saat Bu Vani menggenggam tangannya. "Tante ingin kamu jadi tunangan Ates."

Ucapan yang lembut tapi berefek seperti petir di telinga Cheri.

"Ma, kamu ngagetin Cheri kalau begitu."

"Nggak perlu basa-basi, Pa. Aku nggak mau terlambat, nanti Cheri keburu punya pacar."

Cheri melebarkan matanya lagi. Dari mana tante Vani tahu dia jomlo? Pikir Cheri.

"Jadi begini Cheri, Om mau minta tolong kamu buat jagain Ates. Makin ke sini dia makin sulit diatur."

Cheri melongo heran. "Orang tuanya aja nggak bisa ngatur gimana gue bisa ngatur? Kenal aja kagak cuma sekadar tahu doang," batin Cheri.

"Kalau dia punya tunangan pasti dia nggak akan keluyuran nggak jelas lagi dan nggak akan salah pilih pacar. Kamu itu jodoh paling cocok buat Ates," ucap Vani dan diiyakan oleh Danu.

"Tapi maaf, Pak. Kami saja nggak saling kenal."

"Om, panggil Om aja. Soal perkenalan itu bisa diatur. Kalian satu sekolah. Dulu waktu kecil juga sering main bareng."

"Tapi Pak, eh Om. Cheri...."

"Om yakin kamu bisa. Om sering dengar soal kamu dari ayahmu. Kamu hanya perlu menyetujui maka semuanya akan mudah. Ayahmu juga nggak akan khawatir dengan masa depanmu. Om akan membiayai sekolahmu sampai kamu lulus kuliah. Kamu anak yang cerdas Om yakin cita-citamu tinggi."

Cheri menggigit bibirnya. Bagaimana caranya menolak? Pertemuan ini pasti tak menerima penolakan. Cheri takut akan terjadi sesuatu jika dia menolak. Ayahnya hanyalah kepala sekretaris Pak Aslan. Mereka juga sudah banyak berhutang budi pada keluarga Pak Aslan. Cheri pun mengangguk tak berdaya.

***

Ates Lemo Bozkurt turun dari mobil sport 2 pintu yang berwarna merah menyala. Dagunya terangkat ke atas seperti biasanya, berjalan bak model catwalk dan menjadi pusat perhatian. Siapa yang tak mengenalnya? Pangeran sekolah yang tajir dan dianugerahi wajah tampan.

Saat berpapasan dengan Cheri, dia ingin memberi isyarat mata agar cewek itu menjauh. Tapi belum sempat dia memberi isyarat, cewek dengan gaya rambut half-up bun itu lebih dulu membuang muka, mengabaikannya.

Ates berdecak dan mengejar Cheri. Menarik tas cewek berponi pagar itu.

"Mau ke mana lo?"

Cheri hanya melirik sekilas, mulutnya tetap rapat terkunci.

"Gue lagi ngajak ngomong," ucap Ates dengan nada lebih tinggi.

Cheri menatap kedua mata Ates tanpa takut. Dia tak mau berurusan dengan Ates di sekolah. Cukup dia jadi tunangan palsu demi masa depannya. Hanya status tidak lebih.

"Inget ya. Jangan pernah bilang sama siapapun soal kita dan jangan sok kenal sok deket!"

Cheri tetap bungkam dan membuat Ates makin geram. "Lo punya mulut kan?"

Cheri menyeringai lalu menarik tasnya. "Lo bilang jangan sok kenal sok deket, ngapain ngajak gue ngomong?" ucap Cheri yang seperti gumaman. "Minggir!" Cheri mendorong Ates hingga beberapa orang yang melihat jadi terpana tak percaya. Cewek lain akan berebut untuk bicara dengan Ates tapi Cheri justru mendorong sang Pangeran.

Masih pagi Ates sudah dibuat emosi. Berani-beraninya Cheri berlagak di depannya. Ingin mengejar dan buat perhitungan tapi Ates tak mau orang curiga padanya. Mengejar makhluk tak kasat mata. Dia yakin Cheri bukan cewek yang dikenal banyak orang di sekolah.

Sementara Cheri bersembunyi di balik tembok memegang dadanya, mengatur degup jantungnya yang nyaris lepas kendali. Sebenarnya tangannya gemetar saat mendorong Ates. Energinya kini habis setelah berupaya kuat di depan Ates.

Dalam hati Cheri berjanji tak mau terlibat dengan Ates di sekolah. Dia ingin hidup damai dan sejahtera. Menjadi siswi biasa yang menikmati masa SMA dengan normal. Berhubungan dengan Ates adalah malapetaka.

Raja BucinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang