14

1.3K 191 16
                                    

Cheri melirik kanan dan kiri, ada Ates dan Klara yang mengapit dirinya. Jelas hal itu menjadi pusat perhatian anak-anak di kantin. Meja yang seharusnya diisi 4 orang sekarang diisi 3 orang berjejer.
"Kita pindah meja sana aja gimana?" tawar Cheri yang merasa kesempitan.

"Boleh, ayok!"

"Lo aja yang pindah!" Ates menggerakkan dagu mengusir Klara.

"Mending lo antriin kita beli makanan." Cheri mengerjapkan mata bergaya imut. Semua demi tidak ikut mengantri. Melihat antrian yang mengular dia akan pingsan sebelum mendapatkan makanan yang diinginkan.

"Kalau lo yang nyuruh, siap laksanakan!"

Cheri menarik lengan Ates yang akan pergi. "Lo nggak nanya gue mau apa?"

"Siomay 'kan?"

Cheri menggeleng.

"Oh, lo mau fish and chips?"

Cheri menggeleng lagi demi keingintahuannya tentang Ates. Benarkah Ates tahu semua kesukaannya?

"Kebab lava?" Ates menyebutkan kebab khas di kantin sekolah yang memakai saos lava yang pedas tapi ada manis-manisnya.

"Dari mana lo tahu semua makanan kesukaan gue sih? Ayah?"

"Rahasia!"

"Cheri.... Kok lo malah pamer gitu sih di depan gue?" Klara cemberut, iri ingin jadi Cheri.

Ates menatap Klara tajam agar cewek itu diam atau lebih baik enyah.

"Sorry, bukan maksud gue. Gue cuma penasaran aja. Lo mau makan apa?" tanya Cheri pada Klara.

"Gue mau makan yang lo suka juga."

"Jangan gitu. Lo pengen apa?"

"Beneran gue pengen apa yang lo pengen."

"Ya udah, gue mau makan fish and chips aja, deh. Biar kenyang rada lama."

"Gue juga kalau gitu," ucap Klara menatap Ates

"Siapa yang mau beliin lo?"

"Tolong sekalian, kan belinya sama," ucap Cheri sambil mengusap-usap lengan Ates.

"Ok." Ates tersenyum lebar lalu menepuk punggung tangan Cheri yang mengusapnya. "Tunggu ya? Minumnya es kopi yang apa?"

Cheri mengangguk. "Es kopi Sayang Kamu."

"Aku juga sayang kamu kok," balas Ates yang sebenarnya sudah tahu jenis minuman kopi yang Cheri suka. Dia mengulum senyum, lalu tersenyum tipis tidak bisa menahan bibirnya.

Senyuman tipis yang membuat Cheri makin berdebar saking manisnya. Dia langsung memalingkan wajah.

"Ya ampun Ates, senyum lo manis banget. Gue 'kan jadi meleleh. Gue juga mau es kopi Sayang Kamu."

Ates hanya melirik Klara tanpa minat. Memilih pergi daripada meladeni Klara.

Klara mengggoyang-goyangkan bahu Cheri. "Ya ampun Cheri. Masa sih lo nggak meleleh lihat Ates? Beruntung deh gue deket lo. Gue jadi bisa lihat senyumnya tiap saat. Dia cuma mau senyum sama lo. Nyebelin deh!"

Cheri hanya nyengir lalu memperhatikan Ates dari belakang. Ya, cowok itu memang tampan, berbadan tinggi, putih, dan punya senyuman super manis meski jarang tersenyum. Tapi dia tidak mau memiliki kisah patah hati. Meski sebenarnya dia sudah pernah patah hati karena cinta sebelah tangannya pada Nevan. Dia tidak mau mengulangi kesalahan. Berharap dalam diam dan patah hati yang berulang.

"Cher."

"Ya?" Cheri menoleh pada Klara.

"Gimana kalau Sabtu besok kita main? Lo ajak Ates gitu. Jadi gue bisa ngdate deh sama dia."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Raja BucinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang