12

910 182 11
                                    

Sekarang bukan hanya Ates tapi juga Klara yang terus menempel seperti upil. Sementara Nevan kembali terasa semakin jauh. Bagaimana cara menyingkirkan 2 orang ini?

"Pulang bareng gue aja. Biar kita bisa ngobrol-ngobrol." Klara menarik tangan kiri Cheri.

"Cheri berangkat pulang bareng gue." Ates melepas tangan Klara dari Cheri.

"Lo nggak usah posesif gitu, dong."

"Lo maunya apa, sih?" tanya Ates dengan tatapan tajan seperti biasanya.

Yang ditanya Klara tapi justru Cheri yang bingung. Bukankah awalnya Klara mendekatinya agar bisa lebih dekat dengan Ates? Kenapa sekarang mereka jadi seperti Tom and Jerry merebutkannya?

"Gue..." Klara juga bingung akan menjawab apa. Kalau dia jujur pasti Ates semakin menjauh. "Ya udah, deh, gue pulang sendiri. Bye bye Cheri, nanti sore gue main ke rumah lo, ya?"

"Ok."

"Ngapain ngebolehin dia main?"

"Emang salah?"

"Gue nggak suka."

"Semua juga lo nggak suka. Sekarang gue tanya, deh. Apa coba yang lo suka?"

"Lo."

"Idih, norak."

"Gue jujur."

Cheri melirik sinis meninggalkan Ates yang cengengesan. Cheri heran kenapa Ates seperti berkepribadian ganda. Kadang bersikap seperti preman tapi sekarang kalau bicara dengannya selalu senyum-senyum membuatnya takut saja.

"Nggak ada yang macem-macem sama lo 'kan?"

Ates kembali mensejajari Cheri dengan wajah yang ikut mendekat.

"Nggak ada." Cheri mendorong wajah Ates menjauh.

"Kalau ada, lo wajib bilang sama gue jangan sama Nevan. Gue orang pertama yang wajib tahu."

"Iya."

"Jangan iya, iya doang."

"Terus apa?" Cheri menoleh.

"Gue nggak suka sama Nevan."

Cheri tidak bisa menahan diri lagi untuk tidak tertawa. Menurutnya Ates yang bicara seperti itu sangatlah lucu. Dia masih selalu ingat saat Ates menyuruhnya untuk tidak SKSD.

"Lo lucu. Dikit-dikit Nevan. Aneh."

"Gue cemburu. Harus berapa kali sih gue bilang." Ates berhenti di depan mobil.

"Cemburu lo nggak beralasan. Gue udah bilang berkali-kali gue sama dia cuma temenan."

"Tapi lo suka 'kan sama dia?"

Cheri terdiam. Bagaimana bisa Ates tahu perasaanya?

"Diem berarti iya."

"Tapi Nevan nggak suka sama gue."

"Gue nggak perduli perasaan dia. Yang gue perduliin itu perasaan lo."

Cheri mengerjap lalu membuang muka. Dia tidak mau termakan situasi dan tatapan Ates. Tidak mungkin perasaan orang bisa berubah semudah itu. Dia yakin Ates hanya main-main dengannya.

"Persaan gue itu milik gue," ucap Cheri sembari menyingkirkan Ates dari pintu mobil.

Cheri sekuat tenaga menjaga hatinya. Dia tidak mau jatuh pada permainan Ates. Lebih baik memiliki cinta sepihak tanpa Nevan tahu dari pada dipermainkan perasaanya oleh Ates. Selain sakit hati yang didapat, malu pasti akan membayanginya.

Membayangkan Ates mempermalukannya saat Ates tahu dia mulai menyukai cowok itu saja sudah membuatnya merinding ketakutan. Dia tidak boleh kalah. Cheri meyakinkan dirinya bahwa dia mampu menjaga hati.

Raja BucinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang