Ates melempar tasnya begitu saja. Baru saja duduk, Daren langsung duduk di depannya. Juga ada Klara yang sudah menunggunya sejak tadi di kursi sampingnya.
"Lo harus jelasin sama gue." Klara menarik Ates yang akan pergi.
"Nggak ada yang perlu dijelasin." Ates melepas tangan Klara di lengannya.
"Ada. Soal gosip lo tunangan sama cewek yang nggak terkenal itu. Itu nggak bener 'kan?" Klara mengembungkan pipinya.
"Dia punya nama, Cheri," ucap Ates.
"Nggak kreatif banget ngasih nama kok nama buah." Klara masih memasang wajah tidak suka.
Ates hanya menatap Klara tanpa minat.
"Kalian nggak beneran tunangan 'kan?" Klara bergelayut manja.
"Itu fakta." Ates kembali melepas tangan Klara yang memegang lengannya lagi. Lalu melirik Daren agar membantunya mengusir Klara.
"Makan siang bareng," ucap Daren yang memahami lirikan Ates.
"Deal!" Meski keberatan tapi Ates mengiyakan permintaan Daren daripada harus berurusan dengan cewek berambut panjang di sebelahnya. Terlalu memusingkan.
Ates meninggalkan Daren yang tengah mengatasi Klara. Dia berdiri di balkon melihat ke arah lapangan outdoor yang ramai dengan anak-anak yang sedang bermain basket. Dia pun turun mendekati Roan dan yang lain.
"Sori, Kak." Tiba-tiba saja ada adik kelas yang menabraknya dan memberinya noda di seragam.
Ates mengabaikan permintaan maaf cewek itu. Tidak ada gunanya berurusan dengan adik kelas apalagi yang berjenis kelamin cewek. Lebih baik dihindari.
"Emerald, lo nggak pa-pa?"
Ates menoleh saat Jade mendekatinya dan cewek yang dipanggil Emerald.
"Cewek lo?"
"Hah? Kak Ates ngigau, ya? Gue ceweknya Kak Jade? Ya kali. Gue mah ceweknya Kak Roan, hehe. Ini gue bawa bekal buat Kak Roan tapi malah tumpah."
"Oh." To much information. Ates tidak peduli dengan penjelasan itu meski rasanya janggal. Pacar Roan tapi Jade yang mendekat. Bahkan Roan melirik pun tidak.
"Kak Ates tunangannya Kak Cheri 'kan?"
"Kenapa?" Kali ini Ates peduli karena Emerald menyebut nama Cheri.
"Nggak pa-pa, gue tetangga Kak Cheri. Ah, gue jadi punya banyak cara buat deketin Kak Roan."
Ates mengerutkan kening tidak memahami ucapan Emerald. Lalu Jade menepuknya.
"Nggak usah dengerin Emerald."
"Lo jangan nyusahin orang lain. Cukup lo tanya gue aja kalau lo masih mau hidup tenang." Jade menyentil kening Emerald.
"Kenapa?" Emerald protes tidak suka.
"Lo nggak merhatiin ekspresi Ates dari tadi?"
Ates memilih pergi mendekati Roan, tidak ingin mendengarkan obrolan kosong. Hanya melihat sekilas saja dia tahu Emerald bukan pacar Roan.
****
Tidak ada hari tenang. Gosip beredar ke mana-mana. Untuk mengangkat wajah saja Cheri tidak berani. Tatapan cewek-cewek di sekolah seolah ingin menerkamnya. Dia bahkan tidak berani pergi ke mana-mana sendiri. Istirahat sekolah pun dia ditemani Nevan demi mengisi perut.
"Makasih ya lo nemenin gue terus."
"It's ok."
"Ya ampun kenapa jadi begini, sih?" Cheri mengacak-acak rambutnya. Menyeruput es jeruknya yang terasa begitu segar di tenggorokannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Bucin
Teen FictionAnak SMA tunangan? Cheri tidak menyukainya tapi terpaksa melakukannya. Saat Ates menyuruhnya jangan menyebarkan status mereka dan jangan sok dekat dengan cowok itu, Cheri amat bahagia. Dia juga tidak mau orang-orang tahu mereka bertunangan, apalag...