Rindu? Selamat datang kembali di SELAKSA.
Terima kasih atas kesabaran kalian menanti cerita yang tidak ada apa-apanya iniSebelum membaca, seperti biasa saya harus mengingatkan kalian untuk menyisihkan vote dan komentar, hal ini demi berkobarnya semangat saya lagi.
Tolong tandai Typo (pasti ada karena masih anget ceritanya)
***
Jeffran memasangkan seatbelt untuk Renjana. Sebenarnya Jeffran sedikit tidak fokus saat melihat Renjana bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Well, istrinya itu hanya mengenakan gaun selutut berwarna dusty pink dengan sedikit renda di bagian dada, kakinya pun hanya dibalut sepatu skets. Perempuan yang kini begitu Jeffran cintai itu tampak berbeda dari biasanya. Tapi Jeffran tidak tahu apa yang membuat matanya sulit untuk berpaling.
"Aku ngerasa ada yang beda sama kamu, tapi apa, ya?" Gumamnya sambil menggenggam setir mobil. Ia bahkan belum menyalakan mesin. Rasa penasarannya harus dituntaskan, jika tidak maka ia akan dihantui bayang-bayang cantik Renjana saat bekerja hari ini.
Renjana menunduk, melihat perutnya, belum menonjol. Lalu ia mengarahkan kaca spion untuk menyorot wajahnya. Tidak ada yang aneh. Berpikir sejenak, lama-lama ia sedikit malu jika Jeffran terus memperhatikannya seintens itu. "Apa sih?"
"Kamu cantik banget hari ini, aku gak tau kenapa." Jeffran menopang kepalanya pada setir mobil.
Lebay banget. Renjana begumam dengan hati. Apa Jeffran tidak tahu bahwa wajah tampannya itu membuat Renjana salah tingkah? "Udah ah buruan jalan, nanti aku telat." Ia mengalihkan pembicaraan.
Jeffran mulai menghidupkan mesin mobil, "kamu yakin mau ngampus hari ini?"
"Yakin, emang kenapa?"
Takut kangen. Jeffran ingin menatap Renjana seharian, entah mengapa rasanya ia tidak ingin berjauhan. "Kamu ikut ke kantor aku aja, gak usah kuliah." Jujur saja, selain ingin bermanja-manjaan, Jeffran juga masih diliputi rasa takut. Takut terjadi sesuatu pada Renjana saat perempuan itu luput dari pengawasannya. Lingkungan kampus itu tidak menjamin rasa aman.
"Aku udah bolos seminggu, lagian kita udah bicarain hal ini tadi malem. Abis semester ini aku cuti, tinggal sebulan lagi kok." Renjana meraih jemari Jeffran untuk digenggam. "Sabar ya, Papanya adek. Nanti Mama peluk banyak-banyak."
Kepala Jeffran terasa disiram air dingin mendengar ucapan terakhir Renjana. Kegundahannya meluap entah ke mana. Bibirnya tidak dapat menahan senyum. Itu hanya kata-kata sederhana, namun sarat akan makna.
"Kalo kamu kayak gini aku kurung aja di kamar. Gemes banget." Jeffran memajukan tubuhnya untuk mencuri kecupan di kedua pipi Renjana. "Oh!"
Melihat ekspresi Jeffran yang seperti terkejut, Renjana mengerutkan kening, "kenapa?"
"Aku tau kenapa hari ini kamu keliatan beda banget." Ungkap Jeffran.
"Kenapa?"
"Aura ibu hamil, aku sering denger istilah itu. Aku jadi makin gak rela lepasin kamu hari ini." Aku Jeffran.
Renjana meringis, ia tahu dirinya memang cantik, tadi juga saat melihat cermin ia seperti melihat bidadari. Eh? Abaikan! Tapi entah mengapa saat Jeffran memujinya ia merasa geli sendiri.
"Udah, jalan dulu ayo, kalo aku telat aku ngambek ya sama kamu. Gak mau deket-deket selama sebulan pokoknya." Renjana melipat tangannya di depan dada.
Mengerikan sekali betina hamil ini. Jeffran lekas melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Nandito. Sekedar informasi, mereka masih menempati rumah Bapak Menteri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELAKSA
RomanceTERSEDIA VERSI E-BOOK (PDF) Copyright©️2021 by: Veloveny ⚠️ DILARANG PLAGIAT DALAM BENTUK APA PUN! Meski tingkahnya centil dan gaya berbusananya selalu menginspirasi banyak orang, Renjana bukan gadis yang mudah jatuh cinta. Terima kasih pada Hera ya...