Ya seperti biasa lakukan kewajiban kalian sebagai pembaca
Kalian bisa share cerita ini kalau kalian suka***
Mereka bilang setiap manusia memiliki benang merah yang menghubungkan cinta sejati. Tapi Renjana tidak perlu memastikan hal itu karena ia tidak butuh bukti. Jeffran yang datang dan mencuri hatinya sejak pertemuan pertama mereka tidak pernah membuat Renjana ragu. Karena ia bisa merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya jika hanya bersama Jeffran.
Untuk saat ini Renjana benar-benar ingin waktu berhenti. Memberinya kesempatan yang lebih banyak untuk mengecap madu asmara. Tapi tentu saja itu hal yang mustahil, siapa ia yang bisa bisa menghentikan waktu? Dulu Renjana hanya gadis yang memiliki angan-angan, dan sekarang pun begitu, tidak ada yang berubah. Yang berubah hanya ia yang kini bukan seorang gadis, melainkan wanita.
Tunjuklah wanita mana yang tidak pernah memiliki imajinasi, kau akan kesulitan menemukan mereka. Manusia benar-benar tidak sepenuhnya realistis, terlebih untuk mereka yang sulit menemukan alasan untuk bahagia. Imajinasi selalu menjadi alternatif yang menyenangkan sekaligus menyakitkan.
Kabar baiknya, Renjana tidak sedang berimajinasi ketika di mulai pada malam itu Jeffran benar-benar tidak berbohong atas ungakapan rasa cintanya. Renjana merasa begitu dicintai saat ini, ia benar-benar merasa telah memiliki rumah yang nyaman. Pagi terasa lebih baik ketika Renjana membuka halaman baru dari buku kehidupan. Ia berharap lembar-lembarnya hanya terisi oleh segala jenis kebahagiaan.
Tapi pagi ini sepertinya terasa berbeda. Renjana berusaha membujuk Jeffran untuk membuat konten yang tentu saja ditolak oleh ahli waris Kanagara itu. Pernikahan mereka memang tidak diketahui publik, tapi Renjana ingin menjadi serakah untuk mendapat lebih banyak bahagia. Ia ingin Jeffran mengakuinya di mata dunia. Bukankah seharusnya memang begitu? Mereka menikah secara hukum dan agama, mengapa Renjana mau saja saat Jeffran menyatakan bahwa dia belum siap untuk go public? Bahkan alasannya saja tidak jelas.
Kembali pada topik utama, Renjana menghela nafas lelah saat Jeffran sedari tadi mengunci pintu ruang kerjanya hanya untuk menghindar dari Renjana yang membawa handphone dan sedang melakukan siaran langsung.
"Sayang... buka dong." Sengaja Renjana membuat ketukan pintu yang lemah. Ia kemudian mengarahkan kamera pada dirinya sendiri. "Guys, maaf ya, aku gak jadi kenalin my baby. Pundung dianya."
Tentu saja hal itu mengundang beragam reaksi nitizen, khususnya penggemar Renjana yang sepertinya tidak akan tidur nyenyak.
"Lain kali aku pasti kenalin dia. Yang jelas hubungan kita bukan pacaran, bukan komitmen juga."
"Ren...."
Mendengar suara berat dari balik pintu, makin penasaranlah orang-orang yang menonton.
"Iya, ini udahan. Okay, Guys. Makasih udah nonton live streaming aku. Kalian jangan lupa jaga kesehatan fisik dan mental. See you."
***
Suasana kampus sudah ramai karena segala kegiatan dimulai pada pukul tujuh pagi. Renjana juga baru memasukkan buku catatan ke dalam tasnya saat Juwita menghampiri.
"Kemarin anak-anak udah ngelunasin uang kas, terus sepakat juga buat nambahin biaya masing-masing seratus ribu, itu buat biaya makan. Mereka pengen tinggal berangkat aja."
"Oh, ya udah. Nanti gue browsing villa yang sesuai budget deh. Tapi kelasan kita ikut semua?" Renjana bertanya sambil menyampirkan tas. Dua gadis muda itu kemudian melanjutkan obrolan sambil berjalan.
"Semuanya udh fix ikut, minus Indah sama Ratna yang masih abu-abu. Mereka gak dapet izin ortu." Jawab Juwita.
Renjana berpikir sejenak. "Kita perlu ke rumahnya gak buat mintain izin? I mean kayaknya gak solid banget kalo kita happy-happy tapi ada temen yang gak bisa ikut. Indah sama Ratna juga udah bayar uang kas, sayang banget kalo gak ikut."
KAMU SEDANG MEMBACA
SELAKSA
РомантикаTERSEDIA VERSI E-BOOK (PDF) Copyright©️2021 by: Veloveny ⚠️ DILARANG PLAGIAT DALAM BENTUK APA PUN! Meski tingkahnya centil dan gaya berbusananya selalu menginspirasi banyak orang, Renjana bukan gadis yang mudah jatuh cinta. Terima kasih pada Hera ya...