"Assalamu'alaikumuwarahmatullah..."
Anak laki-laki sudah selesai melaksanakan sholat berjama'ah, mereka memilih ibadah terlebih dahulu karena kebetulan waktu dzuhur sangat pas dengan jam bel berbunyi.
"Amin," kata Jaemin selesai berdo'a.
Sedangkan yang lain masih khusyuk menadah kedua tangan, sepertinya do'a mereka lumayan panjang, maka dari itu Jaemin memutuskan untuk mengenakan kaos kaki terlebih dahulu.
"Jaem... tolong dong," Chenle di belakang shaf Jaemin tiba-tiba mengulurkan selembar uang lima ribu, "Masukin ke kotak amal sebelah lo."
"Oh, kirain buat gue."
Seketika Chenle memasang raut wajah datar, namun lega karena Jaemin sudah memasukan uang sedekahnya, terlihat jelas juga ditambah lagi selembar uang dua ribu oleh Jaemin.
Selesai melaksanakan ibadah, anak laki-laki segera beranjak dari shaf mereka masing- masing.
"Pak... duluan Pak," tak lupa Jeno pamit ke guru-guru yang masih berdzikir di dekat pintu keluar.
"Iya-iya, makan siang jangan lupa."
"Siap Pak," sahut anak laki-laki.
Seperti biasa setelah ini pasti ubin mushola ramai dipenuhi oleh anak-anak yang duduk untuk mengenakan sepatu, tak jarang para gadis jadi agak sungkan untuk melintas.
"Lewat aja gapapa, injek aja injek," kata Haechan, melihat para gadis mundur-mundur ragu untuk masuk ke dalam mushola karena dihalangi anak laki-laki.
"Misi ya..."
"Waduh, lembut banget suaranya."
"Ya elah Sung, inget Siti inget," ledek Chenle.
Selesai mengenakan sepatu, kaum adam ini berhamburan keluar memenuhi tangga jalan utama menuju mushola.
Melihat kantong celana Haechan kembung, Jeno iseng memukulnya, "Apaan nih? Balon?"
"Ya kali, mikir lah... masa iya gue ngantongin balon? Ganteng-ganteng tolol ya nih anak."
"GGT berarti," Jaemin menambahi.
Chenle langsung terbahak-bahak puas, "GGT!"
Jeno tersenyum saja dengan polos, "Ya terus apaan? Orang kembung banget," tuturnya.
"Sabun cuci muka, biar ganteng kan kudu pake garnier man... pelet-pelet, biar entar Yuhi jadi mau balikan ama gue kan. Mantap," Haechan kembali dengan kepercayadirian yang tinggi.
"Ngakak," Jisung ikut tertawa terbahak-bahak bersama Chenle yang masih belum berhenti.
"Pelet-pelet..." ledek Chenle, puas tertawa.
Berjalan menuju kantin untuk makan siang, mereka berpapasan dengan abang ojek online berseragam hijau, melintas dari gerbang ke area gedung belakang sepertinya ke kantin.
"Ada yang pesen gofood," terka Renjun.
Haechan langsung sigap menoleh dengan radar makanan yang sangat kuat, "Buset, udah nitip belom kita? McD itu mah bungkusannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Spesial; Putih Abu!
Short StoryHalo, yang mau lanjut baca Putih Abu! #Spesial chapter bisa main kesini yah, mwehehehe Yang mau-mau aja ( ˘ ³˘)♥ Buat yang kepo sama lima spesial chapter sebelumnya, bisa main ke buku utama yah: #Spesial 01 (Market Day) #Spesial 02 (Challenge) #Spes...