Putih Abu #Spesial 06 (Late Night pt.3)

531 45 9
                                    

"Mau main apa?" tanya Yuhi, menyadari dihadapannya sekarang hanya ada lima orang, terlihat terlalu sedikit untuk bisa memainkan game favoritnya yang bernama werewolf itu

"Apa ya─ truth or dare aja yang paling gampang" kata Haechan, seraya kembali menggeser posisi duduknya agar lebih dekat dengan gadis disampingnya itu

"Haechan!" sentak Ana, sangat menyadari dengan jelas gerak-gerik laki-laki dihadapannya itu "Udahlah gak usah ngegame─ udah jam sepuluh tuh, mendingan kalian pulang keburu gerbang kompleknya ditutup" sarannya, masih merasa sangat gelisah melihat ada anak laki-laki dirumah sang kakak yang padahal tidak tahu apa-apa

"Dih─ Ana pelit banget" kata Jaemin, seraya meraih sepotong martabak red velvet yang dibawanya tadi, lalu segera beranjak untuk berpindah duduk disamping Lili "Sana-sana ah, pindah" bahkan laki-laki itu juga sampai mengusir Ana yang memang tengah duduk disamping Lili

Melihat hal tersebut yang lainnya langsung terkekeh, tapi tidak dengan Ana yang malah menekuk wajahnya, lalu memukul kencang bagian lengan Jaemin karena segenap emosinya "Aduh!" ringis laki-laki itu, seraya menatap ke arah Lili dengan tatapan minta dikasihani "Sakit" keluhnya, sambil menujukkan bagian lengannya

"Sukurin" kata Lili, membuat Jaemin segera duduk tepat didepan kekasihnya itu, lalu meraih tangannya untuk mengelus bagian lengannya "Makanya jangan macem-macem sama yang punya rumah" tambah Lili, seraya dengan pasrah harus mengabulkan permintaan laki-laki itu untuk mengelus lengannya perlahan, meskipun akhirnya menyisakan pukulan kecil juga disana

"Dihh" maka dari itu Jaemin mengeluh lagi, seraya buru-buru meraih tangan Lili dan bergerak hendak mengigitnya segera

"Ehh! Gue tuh bukan yang punya rumah malah ya─ makanya gua was-was banget ada anak cowok disini, dijam segini lagi" sahut Ana, kembali mengomel dengan segenap emosinya

"Gapapa kali na, orang Ibu lo juga udah tau gue mau kesini─ tadi sampe nitip pesen, katanya bilangin ke Ana jangan lupa kasih makan ikan dikolam depan" kata Jeno

"OH IYA!" sentak Ana, yang memang telah melupakan tugas penting tersebut, membuat gadis itu buru-buru beranjak dari posisi duduknya untuk memberi makan ikan dikolam

"Hahahahah, mampus, untung aja Jeno ingetin─ kalo kagak, udah kena omel dua generasi lo, na" ucap Haechan, kembali meledeki temannya itu

"Aduhh, tapi takut ke depannya" keluh Ana, hanya stuck berdiri didepan pintu yang padahal sudah terbuka "Hi─ ayo temenin gue" tambahnya

Yuhi pun mengangguk saja seraya akan beranjak berdiri, namun ditengah itu Jeno sudah berdiri lebih dulu seraya tersenyum kecil "Gue aja yang kasih makan kalo gitu, daripada berdua-dua─ lagian takut apa sih?" ucap laki-laki itu, seraya melangkah menuju pintu dan keluar dari ruangan melewati seorang Ana yang masih berdiri disana

"Tau, terang gitu" kata Jaemin, yang tetep stay duduk berhadapan dengan Lili sambil memainkan sepasang tangan mungil milik kekasihnya itu "Kecil banget sih─ kurang pertumbuhan nih ya" gerutunya, sambil melebarkan tangannya untuk membandingkanya dengan tangan milik Lili

"Kurang pertumbuhan apaan sih, emang udah segini kali dari sananya" ucap gadis itu, seraya menarik kembali tangannya dari kuasa seorang Jaemin "Ngga boleh pegang-pegang─ bukan mukhrim" kata Lili, sambil mengamankan sepasang tangannya dibelakang tubuhnya

Namun, Jaemin tidak mau menyerah atau tinggal diam saja "Apaan sih, segala" protesnya, sambil bergerak untuk mencari sepasang tangan Lili, bahkan laki-laki itu hingga terlihat akan memeluk tubuh kekasihnya karena berusaha meraih sepasang tangan Lili ada dibelakang tubuhnya

"Eh-eh─ jan peluk-pelukan!" omel Ana, yang tak sengaja melihat adegan tersebut dari pintu

Ditengah kegiatan mengomel dan menjaga jarak sesuai apa yang Ana inginkan, tiba-tiba "Na, ini makanan ikannya kok ada dua macem sih ya? Harus dikasih yang mana nih?" celetuk Jeno, terdengar kebingungan diteras depan sana

Spesial; Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang