Haechan dan Yuhi sekarang sedang berada ditengah jalan, diatas motor namun tanpa memulai percakapan sama sekali "Lo mo beli apa?" akhirnya karena tidak tahan berdiam diri terus menerus, Haechan pun membuka suaranya dan bertanya lebih dulu
"Terserah" kata Yuhi, menjawabnya dengan singkat dan apa adanya
Haechan yang mendengarnya pun tentu saja jadi sedikit was-was dan kebingungan, ternyata mengenakan helm dan bicara berteriak itu lebih menyenangkan daripada seperti sekarang ini, tidak mengenakan helm karena tempat tujuan mereka dekat, pendengaran sudah jelas, tapi tidak berbincang apa-apa
"Chan" namun, saat beberapa detik setelah sama-sama terdiam, Yuhi memanggil
Membuat laki-laki itu menegakkan tubuhnya, seraya menoleh sebisanya "Hm? Kenapa?" tanyanya, sedikit merasa lega karena rupanya Yuhi akan memulai topik pembicaraan sekarang
"Lo sama Lia gimana progresnya?" tapi rupanya yang dibahas gadid itu malah topik yang tidak mengenakan, membuat Haechan langsung menghela nafas seperti malas menjawabnya "Kalo suka, terus dianya nunjukin ketertarikan gitu─ lo tembak aja, pasti diterima" saran Yuhi
Haechan hanya menyeringai mendengarnya, hatinya seketika melayang, terasa seperti sedang dioper paksa menuju tempat yang tak dikenal "Ngga suka, ngga tertarik juga" kata Haechan, dengan nada malas nya
"Masa?" tanya Yuhi, sembari memandangi sekitaran pinggir jalan perumahannya yang dihiasi banyak pedagang takjil, seperti biasanya setiap akan menjelang petang
"Masa apanya sih? Orang beneran, kan kalo lagi puasa kagak boleh boong─ ya gua jujur tuh, sesuai apa kata hati gua, bukan cuma buat bikin lo puas doang" jelas Haechan, meluruskan
"Cantik gitu Lia, masa ngga tertarik" kukuh Yuhi, kembali membuat Haechan mendecak pelan didepan sana "Eh, cantik banget deng─ parah, manis gitu kalo senyum, terus matanya sipit, kalo kata cowok-cowok yang kayak gitu tuh imut kan?" tambahnya, seperti sedang menggali opini yang sebenarnya dari seseorang
Namun, sepertinya tidak mempan kepada seorang Haechan yang memang tidak pernah punya pemikiran seperti itu "Terserah lo dahh─ mau gua jelasin berkali-kali pun, lo tetep ngga bakalan percaya sama gua, hi" keluh Haechan, sudah pasrah rupanya
Yuhi yang tak bisa menginterogasi laki-laki itu lebih dalam lagi pun langsung terdiam, sampai akhirnya mereka sampai disebuah pasar ramadhan "Yok turun, gue beliin gulali biar lo ngga jutek lagi" gerutu Haechan, sambil menyetandarkan motornya dilahan parkir
"Ngga suka" elak Yuhi, seraya menuruni motor dengan raut wajah tak bersemangatnya
Haechan juga menuruni motornya, lalu menatap gadis dihadapannya itu dengan tatapan lelah "Jadi maunya apa tuan putri?" tanyanya, seraya meledek juga karena tidak tahu lagi harus bagaimana menghadapi seorang gadis yang selalu mengombang-ambingkan hatinya ini
Yuhi balas menatap sepasang mata Haechan dengan lekat, lalu segera memalingkan wajahnya setelah merasa ada yang tidak beres dengan hatinya disaat kegiatan itu sedang berlangsung "Mau seblak─ tapi nanti anterin gue ke indomaret juga, Mama nitip marjan" ucapnya
"Seblak?" tanya Haechan, membuat gadis itu mengangguk yakin sambil melangkah mendekatinya "Jangan dong─ masa buka puasa makan yang pedes-pedes, harusnya yang manis dulu" tambahnya, sedang dalam mode khawatir
"Ya udah dimakannya abis kurma, kan udah tuh ada yang manisnya" kata Yuhi, yang sekarang sudah berdiri tepat disamping Haechan
"Tetep aja ngga boleh" kukuh laki-laki itu
Membuat Yuhi langsung menekuk sepasang alisnya, kelihatan mulai emosi "Tadi tanya mau beli apa, sekarang udah dijawab─ MALAH BILANG GAK BOLEH-GAK BOLEH SEGALA" sentaknya, dengan nada cukup tinggi
KAMU SEDANG MEMBACA
Spesial; Putih Abu!
Short StoryHalo, yang mau lanjut baca Putih Abu! #Spesial chapter bisa main kesini yah, mwehehehe Yang mau-mau aja ( ˘ ³˘)♥ Buat yang kepo sama lima spesial chapter sebelumnya, bisa main ke buku utama yah: #Spesial 01 (Market Day) #Spesial 02 (Challenge) #Spes...