"Hehe, iya maaf Tante," tutur Eric, malu.
Mama Renjun tersenyum dari ambang pintu, "Eh ada cewek juga... kirain cowok-cowok semua," tuturnya, baru menyadari kehadiran Yuhi setelah menatap ke seluruh sudut teras depan rumahnya ini.
Yuhi tersenyum malu-malu, "Iya ini udah mau pulang kok Tante, maaf yah ganggu..."
"Oh, nggak... sini masuk dulu, anak cewek gak boleh malem-malem masih di luar, sini masuk, Tante lagi nonton ikatan cinta nih," kata mama Renjun, membuka pintu lebar-lebar dengan semangat yang terpancar dari raut wajahnya.
Seketika Yuhi melirik ke arah anak laki-laki untuk meminta bantuan, namun satu persatu dari mereka malah memalingkan wajah dan menahan tawa pula, "Udah masuk aja dulu," bahkan Renjun berbisik seolah tidak bisa membantu lagi.
"Anak cewek harus nurut," bisikan lain datang dari Eric, lalu setelahnya ia terkekeh bersama Chenle dan Jisung di samping kiri dan kanan nya.
"Ayo, masuk sini... siapa namanya?"
Yuhi manggut-manggut saja, "Yuhi Tante," tangannya refleks bergerak mencubit paha Haechan.
"Aw!"
"Yuhi... aduh cantik banget namanya kayak orangnya, udah sini masuk Yuhi, di luar emang gak dingin? Sini masuk Tante ambilin selimut."
"Hahaha," sampai disini anak laki-laki tak dapat menahan tawa mereka lagi termasuk Renjun, yang sejujurnya sangat terhibur dengan raut wajah bingung dan panik yang Yuhi tunjukan, "Nggak Mah, Yuhi udah mau pulang... kasian dong jangan dipaksa, nanti nangis tuh," ujarnya, mendongak untuk menatap sang mama.
"Ih, jangan pulang dulu baru jam delapan."
Haechan masih tertawa mendengar ucapan kukuh dari mama Renjun, "Mau pulang aja katanya Tante, udah gak tahan mau makan seblak... tadi ditinggal dulu karena mau mampir kesini," ia menjelaskan dengan detail sampai Yuhi memukul pahanya karena malu mendengarnya.
"Oh iya, seblak ketinggalan," kata Jeno, ingat kalau sebelum berjanji akan datang berkumpul begini Haechan berkata akan mengantar Yuhi membeli jajanan tersebut.
Mama Renjun tak bisa berkata-kata lagi selain menukar senyuman dengan Yuhi, "Yah, padahal Tante butuh temen nonton sinetron nih... kalo sama anak cowok mah gak seru, gak peka."
"Iya, emang Tante," kali ini Yuhi meyahut lantang karena sangat setuju, "Emang gak ada yang peka, padahal udah jelas-jelas kode nya."
"Apaan sih? Kurang peka apa lagi?"
"Hahaha," lagi-lagi mereka tertawa mendengar sahutan Haechan, bahkan mama Renjun pun tak bisa menahan senyuman, "Nggak... ini kan kalau kode di film Chan, kayak udah jelas adegan awal begitu jadi di akhir nanti udah ketauan bakal gimana, tapi cowok tuh cenderung gak paham."
"Gak jago nebak gitu," Renjun menambahi.
"Oh," sahut Haechan sembari menatap Yuhi dengan lekat, "Kirain... lagian emang udah peka kok, lo nya aja menghindar terus, padahal udah sekian judul cover tentang balikan, nggak ada satu pun yang di notice... cuekin aja semuanya."
"Yah, doi malah curhat," ledek Chenle tak habis pikir lalu mulai bersandar di sofa karena lelah.
"Ini mah Yuhi ternyata cem-cemannya Haechan yah?" Mama Renjun berulah lagi menyeletuk topik yang baru ia ketahui, "Kok gak pernah dikenalin sini sih Chan, malah udah putus aja."
"Aduh," keluh Haechan, tergores hatinya.
Yang lain kembali tertawa melihat ekspresi Haechan, sedangkan Yuhi menutup mulut karena takut terbahak-bahak tanpa sadar di tempat yang tidak semestinya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spesial; Putih Abu!
Cerita PendekHalo, yang mau lanjut baca Putih Abu! #Spesial chapter bisa main kesini yah, mwehehehe Yang mau-mau aja ( ˘ ³˘)♥ Buat yang kepo sama lima spesial chapter sebelumnya, bisa main ke buku utama yah: #Spesial 01 (Market Day) #Spesial 02 (Challenge) #Spes...