Disaat semua orang sedang tertawa, seorang Jeno malah tersenyum manis sambil menatap ke arah Ana, gadis yang tengah mengomel hebat kepada kedua teman disampingnya itu, namun disisi lain Jaemin sadar akan kelakuan Jeno yang satu itu "Chan, lo tukeran ama Jeno duduknya─ kasian tuh dia mau natapin Ana jadi susah karena bersebrangan" celetuknya, membuat yang bersangkutan tentu saja jadi menoleh seketika
"Apaan sih" kata Jeno, pura-pura tidak masalah, padahal sebenarnya laki-laki itu memang ingin duduk dihadapan Ana, atau bahkan kalau bisa disampingnya agar jarak mereka jadi lebih dekat
"Tukeran udah tukeran─ gue mau duduk deket Yuhi juga biar enak pemandangannya" kata Haechan, sambil beranjak dari kursinya tak lupa membawa jaketnya juga membuat Ana yang agak merasa tersindir akan ucapannya itu jadi menekuk wajahnya, padahal Jeno juga sedang berpindah untuk duduk dihadapannya
"Ohh, jadi kalo pemandangannya kayak gue gini gak indah chan?" celetuk Ana, sambil berhenti merangkul Lili untuk memberinya pelajaran tadi
Jeno yang sedang melangkah ke kursinya pun, segera terduduk sambil menatap Ana "Indah kok" kata Jeno, membuat mereka semua bersorak ramai meledeki dua manusia berperasaan aneh itu
"Jadian aja ngapa, no" ucap Jaemin, gemas sendiri melihat apa yang selama ini Jeno lakukan, padahal jelas-jelas mereka saling menyukai
"Tau─ apa perlu gua daftarin KUA nih" tambah Haechan, membuat Yuhi langsung menukar pandangannya dengan Lili sambil berdehem
"Gak usah ikut campur lo bedua!" sentak Ana
Akhirnya beberapa makanan pun datang juga, membuat mereka segera mengatur meja agar nanti jika uno stacko itu rubuh tidak sampai masuk ke dalam mangkuk "Nih, kayaknya punya gue terakhiran lagi deh" keluh Yuhi, sambil menyodorkan mangkuk-mangkuk berisi mie yang sepertinya tidak ada tanda-tanda kepunyaannya
"Ayo, sambil makan sambil jalan stacko nya" ucap Haechan, sembari menyeruput kopi yang baru saja dipesannya, membuat Ana segera mengulurkan tangannya karena kalau ia jalan duluan, maka bisa lebih cepat makan juga
"Bagus─ lanjut Jeno" kata Jaemin, seraya mengaduk makanan dihadapannya, membuat Lili segera menyerahkan telur mata sapi miliknya ke mangkuk kekasihnya itu "Dihh kan, kebiasaan" keluh Jaemin, yang sekarang jadi memiliki dua telur
Sedangkan Lili hanya tersenyum saja, sambil menyedot air mineralnya dengan tatapan yang masih mengarah menuju Jaemin "Kenyang kalo pake telor─ nanti boleh kok minta minumnya" kata Lili, secara tidak langsung sedang merayu laki-laki itu agar mau menyantap telur miliknya
"Lili kagak doyan telor ini bukan berarti dia kagak doyan telor lo juga, Jaem" celetuk Haechan, berhasil sekali membuat Jaemin dan Jeno tersedak karena paham dengan ucapannya itu
Sedangkan para gadis, hanya dapat menatapi mereka sambil menyantap makanan dihadapan "Lo pesen nasi ya, hi─ kebiasaan deh makanya jadi paling lama mulu jadinya" celetuk Ana, dibalas anggukan setuju dari Yuhi yang sudah menduganya kalau pesanannya akan terlambat
"Padahal kayaknya lebih cepet nasi deh daripada mie, kalo dirumah" gerutu Lili, membuat Ana menoleh sambil mengangguk menyetujuinya
"Jalan tuh, Lil" suruh Jaemin, setelah sebelumnya menyaksikan Jeno menarik salah satu balok berwarna biru ditumpukan uno stacko tersebut
"Berarti gue harus ngambil warna biru juga, ya?" tanya Lili, membuat yang lain mengangguk saja karena sedang sibuk mengunyah makanan
"Biru sama semua simbol boleh─ tapi kalo mau ambil beda warna angkanya harus sama kayak yang tadi Jeno tarik" celetuk Yuhi, seraya meraih segelas kopi milik Haechan dan menyeruputnya tanpa basa-basi lagi, akibat bosan karena pesanannya belum datang juga sampai saat ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Spesial; Putih Abu!
NouvellesHalo, yang mau lanjut baca Putih Abu! #Spesial chapter bisa main kesini yah, mwehehehe Yang mau-mau aja ( ˘ ³˘)♥ Buat yang kepo sama lima spesial chapter sebelumnya, bisa main ke buku utama yah: #Spesial 01 (Market Day) #Spesial 02 (Challenge) #Spes...